TaujihUst.Salim Segaf: Akhir Munas Awal Kerja Keras. Sunday, September 20, 2015. Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Segaf Al Jufri menutup acara Musyawarah Nasional (Munas) ke-4 yang berlangsung di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat, Selasa (15/9). Banyak orang tertawa tanpa mau menyadari sang maut sedang mengintainya. Banyak orang cepat datang ke shaf shalat laiknya orang yang amat merindukan kekasih. Sayang ternyata ia datang tergesa-gesa hanya agar dapat segera pergi. Seperti penagih hutang yang kejam ia perlakukan Tuhannya. Ada yang datang sekedar memenuhi tugas rutin mesin agama. Dingin, kering dan hampa, tanpa penghayatan. Hilang tak dicari, ada tak disyukuri. Dari jahil engkau disuruh berilmu dan tak ada idzin untuk berhenti hanya pada ilmu. Engkau dituntut beramal dengan ilmu yang ALLAH berikan. Tanpa itu alangkah besar kemurkaan ALLAH atasmu. Tersanjungkah engkau yang pandai bercakap tentang keheningan senyap ditingkah rintih istighfar, kecupak air wudlu di dingin malam, lapar perut karena shiam atau kedalaman munajat dalam rakaat-rakaat panjang. Tersanjungkah engkau dengan licin lidahmu bertutur, sementara dalam hatimu tak ada apa-apa. Kau kunyah mitos pemberian masyarakat dan sangka baik orang-orang berhati jernih, bahwa engkau adalah seorang saleh, alim, abid lagi mujahid, lalu puas meyakini itu tanpa rasa ngeri. Asshiddiq Abu Bakar Ra. selalu gemetar saat dipuji orang. “Ya ALLAH, jadikan diriku lebih baik daripada sangkaan mereka, janganlah Engkau hukum aku karena ucapan mereka dan ampunilah daku lantaran ketidaktahuan mereka”, ucapnya lirih. Ada orang bekerja keras dengan mengorbankan begitu banyak harta dan dana, lalu ia lupakan semua itu dan tak pernah mengenangnya lagi. Ada orang beramal besar dan selalu mengingat-ingatnya, bahkan sebagian menyebut-nyebutnya. Ada orang beramal sedikit dan mengklaim amalnya sangat banyak. Dan ada orang yang sama sekali tak pernah beramal, lalu merasa banyak amal dan menyalahkan orang yang beramal, karena kekurangan atau ketidaksesuaian amal mereka dengan lamunan pribadinya, atau tidak mau kalah dan tertinggal di belakang para pejuang. Mereka telah menukar kerja dengan kata. Dimana kau letakkan dirimu? Saat kecil, engkau begitu takut gelap, suara dan segala yang asing. Begitu kerap engkau bergetar dan takut. Sesudah pengalaman dan ilmu makin bertambah, engkaupun berani tampil di depan seorang kaisar tanpa rasa gentar. Semua sudah jadi biasa, tanpa rasa. Telah berapa hari engkau hidup dalam lumpur yang membunuh hatimu sehingga getarannya tak terasa lagi saat ma’siat menggodamu dan engkau meni’matinya? Malam-malam berharga berlalu tanpa satu rakaatpun kau kerjakan. Usia berkurang banyak tanpa jenjang kedewasaan ruhani meninggi. Rasa malu kepada ALLAH, dimana kau kubur dia? Di luar sana rasa malu tak punya harga. Mereka jual diri secara terbuka lewat layar kaca, sampul majalah atau bahkan melalui penawaran langsung. Ini potret negerimu remaja mengidap putau. Dari 1500 responden usia SMP & SMU, 25 % mengaku telah berzina dan hampir separohnya setuju remaja berhubungan seks di luar nikah asal jangan dengan perkosaan. Mungkin engkau mulai berfikir “Jamaklah, bila aku main mata dengan aktifis perempuan bila engkau laki-laki atau sebaliknya di celah-celah rapat atau berdialog dalam jarak sangat dekat atau bertelepon dengan menambah waktu yang tak kauperlukan sekedar melepas kejenuhan dengan canda jarak jauh” Betapa jamaknya dosa kecil’ itu dalam hatimu. Kemana getarannya yang gelisah dan terluka dulu, saat “TV Thaghut” menyiarkan segala “kesombongan jahiliyah dan maksiat”? Saat engkau muntah melihat laki-laki banci berpakaian perempuan, karena kau sangat mendukung ustadzmu yang mengatakan “Jika ALLAH melaknat laki-laki berbusana perempuan dan perempuan berpakaian laki-laki, apa tertawa riang menonton akting mereka tidak dilaknat ?” Ataukah taqwa berlaku saat berkumpul bersama, lalu yang berteriak paling lantang “Ini tidak islami” berarti ia paling islami, sesudah itu urusan tinggallah antara engkau dengan dirimu, tak ada ALLAH disana? Sekarang kau telah jadi kader hebat. Tidak lagi malu-malu tampil. Justeru engkau akan dihadang tantangan sangat malu untuk menahan tanganmu dari jabatan tangan lembut lawan jenismu yang muda dan segar. Hati yang berbunga-bunga didepan ribuan massa. Semua gerak harus ditakar dan jadilah pertimbanganmu tergadai pada kesukaan atau kebencian orang, walaupun harus mengorbankan nilai terbaik yang kau miliki. Lupakah engkau, jika bidikanmu ke sasaran tembak meleset 1 milimeter, maka pada jarak 300 meter dia tidak melenceng 1 milimeter lagi ? Begitu jauhnya inhiraf di kalangan awam, sedikit banyak karena para elitenya telah salah melangkah lebih dulu. Siapa yang mau menghormati ummat yang “kiayi”nya membayar beberapa ratus ribu kepada seorang perempuan yang beberapa menit sebelumnya ia setubuhi di sebuah kamar hotel berbintang, lalu dengan enteng mengatakan “Itu maharku, ALLAH waliku dan malaikat itu saksiku” dan sesudah itu segalanya selesai, berlalu tanpa rasa bersalah? Siapa yang akan memandang ummat yang da’inya berpose lekat dengan seorang perempuan muda artis penyanyi lalu mengatakan “Ini anakku, karena kedudukan guru dalam Islam adalah ayah, bahkan lebih dekat daripada ayah kandung dan ayah mertua” Akankah engkau juga menambah barisan kebingungan ummat lalu mendaftar diri sebagai alimullisan alim di lidah? Apa kau fikir sesudah semua kedangkalan ini kau masih aman dari kemungkinan jatuh ke lembah yang sama? Apa beda seorang remaja yang menzinai teman sekolahnya dengan seorang alim yang merayu rekan perempuan dalam aktifitas da’wahnya? Akankah kau andalkan penghormatan masyarakat awam karena statusmu lalu kau serang maksiat mereka yang semakin tersudut oleh retorikamu yang menyihir ? Bila demikian, koruptor macam apa engkau ini? Pernah kau lihat sepasang mami dan papi dengan anak remaja mereka. Tengoklah langkah mereka di mal. Betapa besar sumbangan mereka kepada modernisasi dengan banyak-banyak mengkonsumsi produk junk food, semata-mata karena nuansa “westernnya” . Engkau akan menjadi faqih pendebat yang tangguh saat engkau tenggak minuman halal itu, dengan perasaan “lihatlah, betapa Amerikanya aku”. Memang, soalnya bukan Amerika atau bukan Amerika, melainkan apakah engkau punya harga diri. Mahatma Ghandi memimpin perjuangan dengan memakai tenunan bangsa sendiri atau terompah lokal yang tak bermerk. Namun setiap ia menoleh ke kanan, maka 300 juta rakyat India menoleh ke kanan. Bila ia tidur di rel kereta api, maka 300 juta rakyat India akan ikut tidur disana. Kini datang “pemimpin” ummat, ingin mengatrol harga diri dan gengsi ummat dengan pameran mobil, rumah mewah, “toko emas berjalan” dan segudang asesori. Saat fatwa digenderangkan, telinga ummat telah tuli oleh dentam berita tentang hiruk pikuk pesta dunia yang engkau ikut mabuk disana. “Engkau adalah penyanyi bayaranku dengan uang yang kukumpulkan susah payah. Bila aku bosan aku bisa panggil penyanyi lain yang kicaunya lebih memenuhi seleraku.” Ditulis ulang oleh Permana Pria Utama
\n\n kumpulan taujih ust rahmat abdullah
KumpulanTaujih Ust. Rahmat Abdullah "Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu. Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan

💚"Dakwah adalah cinta. Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu. Sampai pikiranmu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk dan tidurmu. Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yang kau cintai. Lagi-lagi memang seperti itu dakwah. Menyedot saripati energimu. Sampai tulangmu. Sampai daging terakhir yang menempel di tubuh rentamu. Tubuh yang luluh lantak diseret-seret. Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari.“ Syaikhut Tarbiyah, Rahmat Abdullah🌺"Jadilah kalian orang-orang yang Paling kokoh sikapnya Paling lapang dadanya Paling dalam pemikirannya Paling luas cara pandangnya Paling rajin amal-amalnya Paling solid penataan organisasinya Paling banyak manfaatnya.” Rahmat Abdullah💗“Merendahlah, engkaukan seperti bintang gemintang, berkilau dipandang orang di atas riak air dan sang bintang nun jauh tinggi. Janganlah seperti asap yang mengangkat diri tinggi di langit padahal dirinya rendah hina.“ Rahmat Abdullah❤"Lupakanlah kebaikan-kebaikan yang pernah kamu lakukan kepada orang lain, tapi jangan sekali-kali kamu melupakan kebaikan-kebaikan yang pernah orang lain lakukan terhadapmu. Lupakanlah keburukan-keburukan yang pernah orang lain lakukan terhadapmu, tapi jangan sekali-kali kamu melupakan keburukan-keburukan yang pernah kamu lakukan terhadap orang lain.” Rahmat Abdullah💛"Dakwah bukannya tidak melelahkan. Bukannya tidak membosankan. Bukannya tidak menyakitkan. Bahkan para pejuang risalah bukannya sepi dari godaan kefuturan. Tidak… Justru rasa sakit itu selalu bersama mereka sepanjang hidupnya. Setiap hari akhirnya menjadi adaptasi, dan rasa lelah itu sendiri akhirnya lelah untuk mencekik iman. Begitupula rasa sakit. Hingga luka tak kau rasa lagi sebagai luka.“ Rahmat Abdullah.💙“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu. Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu. Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu. Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu. Teruslah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.” Rahmat Abdullah💜“Sekali lagi… Amanah terembankan pada pundak yang semakin lelah. Bukan sebuah keluhan, ketidakterimaan.. keputusasaan! Terlebih surut ke belakang. Ini adalah awal pembuktian.. Siapa diantara kita yang beriman. Wahai diri sambutlah seruanNya… Orang-orang besar lahir karena beban perjuangan… Bukan menghindar dari peperangan.“ Rahmat Abdullah

Inilahesensi dari hidup berjamaah. Hidup berjamaah adalah untuk memobilisir potensi-potensi kebaikan. (7) Aktsaru naf'an (paling banyak manfaatnya) Terakhir, kita harus menanamkan dalam jiwa dan pikiran kita bahwa Khoirunnas anfa'uhum linnas (sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain).
TAUJIH DARI SANG MUROBI Alm. Ust Rahmat Abdullah Memang seperti itulah dakwah. Dakwah adalah cinta. Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu. Sampai pikiranmu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk, dan tidurmu. Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yg kau cintai. Lagi-lagi memang seperti itu. Dakwah. Menyedot saripati energimu. Sampai tulang belulangmu. Sampai daging terakhir yg menempel di tubuh rentamu. Tubuh yg luluh lantak diseret-seret. .. Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari. Seperti itu pula kejadiannya pada rambut Rasulullah. Beliau memang akan tua juga. Tapi kepalanya beruban karena beban berat dari ayat yg diturunkan Allah. Sebagaimana tubuh mulia Umar bin Abdul Aziz. Dia memimpin hanya sebentar. Tapi kaum muslimin sudah dibuat bingung. Tidak ada lagi orang miskin yg bisa diberi sedekah. Tubuh mulia itu terkoyak-koyak. Sulit membayangkan sekeras apa sang Khalifah bekerja. Tubuh yang segar bugar itu sampai rontok. Hanya dalam 2 tahun ia sakit parah kemudian meninggal. Toh memang itu yang diharapkannya; mati sebagai jiwa yang tenang. Dan di etalase akhirat kelak, mungkin tubuh Umar bin Khathab juga terlihat tercabik-cabik. Kepalanya sampai botak. Umar yang perkasapun akhirnya membawa tongkat ke mana-mana. Kurang heroik? Akhirnya diperjelas dengan salah satu luka paling legendaris sepanjang sejarah; luka ditikamnya seorang Khalifah yang sholih, yang sedang bermesra-mesraan dengan Tuhannya saat sholat. Dakwah bukannya tidak melelahkan. Bukannya tidak membosankan. Dakwah bukannya tidak menyakitkan. Bahkan juga para pejuang risalah bukannya sepi dari godaan kefuturan. Tidak Justru kelelahan. Justru rasa sakit itu selalu bersama mereka sepanjang hidupnya. Setiap hari. Satu kisah heroik, akan segera mereka sambung lagi dengan amalan yang jauh lebih tragis. Justru karena rasa sakit itu selalu mereka rasakan, selalu menemani justru karena rasa sakit itu selalu mengintai ke mana pun mereka pergi akhirnya menjadi adaptasi. Kalau iman dan godaan rasa lelah selalu bertempur, pada akhirnya salah satunya harus mengalah. Dan rasa lelah itu sendiri yang akhirnya lelah untuk mencekik iman. Lalu terus berkobar dalam dada. Begitu pula rasa sakit. Hingga luka tak kau rasa lagi sebagai luka. Hingga hasrat untuk mengeluh tidak lagi terlalu menggoda dibandingkan jihad yang begitu cantik. Begitupun Umar. Saat Rasulullah wafat, ia histeris. Saat Abu Bakar wafat, ia tidak lagi mengamuk. Bukannya tidak cinta pada abu Bakar. Tapi saking seringnya “ditinggalkan” , hal itu sudah menjadi kewajaran. Dan menjadi semacam tonik bagi iman.. Karena itu kamu tahu. Pejuang yg heboh ria memamer-mamerkan amalnya adalah anak kemarin sore. Yg takjub pada rasa sakit dan pengorbanannya juga begitu. Karena mereka jarang disakiti di jalan Allah. Karena tidak setiap saat mereka memproduksi karya-karyabesar. Maka sekalinya hal itu mereka kerjakan, sekalinya hal itu mereka rasakan, mereka merasa menjadi orang besar. Dan mereka justru jadi lelucon dan target doa para mujahid sejati, “ya Allah, berilah dia petunjuk, sungguh Engkau Maha Pengasih lagi maha Penyayang” Maka satu lagi seorang pejuang tubuhnya luluh lantak. Jasadnya dikoyak beban dakwah. Tapi iman di hatinya memancarkan cinta Mengajak kita untuk terus berlari. “Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu. Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu. Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.”alm. Ust Rahmat Abdullah Kalau iman dan syetan terus bertempur. Pada akhirnya salah satunya harus mengalah. In memoriam Ust. Rahmat Abdullah
====Free Class 3x pertemuan dan Video Materi setiap hari -----
- Sekali waktu, di awal masa kepemimpinannya sebagai Presiden Partai Keadilan Sejahtera PKS, Tifatul Sembiring berbicara dengan Rahmat Abdullah selaku mantan Ketua Majelis Syuro partai tersebut. “Jadi, akh Tif, berdakwah itu mirip dengan pekerjaan seorang petani. Biji yang ditanam tidak cukup hanya dibenamkan ke tanah lalu ditinggalkan. Kemudian kita berharap akan kembali pada suatu hari untuk memetik hasilnya. Mustahil itu! Mustahil!” ujar Rahmat Abdullah seperti dikutip majalah Saksi edisi Juli 2005. Ia menambahkan bahwa tanaman itu harus disiram setiap hari, dijaga, dipelihara, dipagari, bahkan kalau tunas-tunasnya mulai tumbuh, harus ditunggui, sebab menurutnya burung-burung juga berminat pada pucuk-pucuk segar itu. “Jadi, pada mad’u pengikut dakwah kita harus di-ri’ayah dirawat, ditumbuhkan, diarahkan, dinasehati sampai dia benar-benar matang. Dijaga alur pembinaannya, ditanamkan motivasi-motivasi, dibangun keikhlasan mereka, didengarkan pendapat-pendapatnya, bahkan kita perlu sesekali bepergian dengannya. Agar kita memahami betul watak kader dakwah kita sebenarnya,” terangnya. Para aktivis Tarbiyah di Indonesia yang pada 1998 mendeklarasikan PK Partai Keadilan, lalu tahun 2002 berganti menjadi PKS Partai Keadilan Sejahtera, beberapa di antara mereka menyebut Rahmat Abdullah dengan panggilan 'Syaikhut Tarbiyah' syekh-nya Tarbiyah. Namun saat dikonfirmasi majalah Suara Hidayatullah edisi Agustus 2001, Rahmat Abdullah hanya tersenyum dan merendah. Menurutnya, sebutan itu hanya gurauan panitia dalam satu acara yang kebetulan sudah akrab dengannya. Ia sempat mengajukan keberatan atas sebutan itu, tapi publikasi panitia sudah terlanjur disebar. Ia akhirnya hanya bisa bergurau “Adik-adik mau nyindir bahwa saya sudah kakek-kakek ya? Syaikh itu kan dalam bahasa Arab artinya kakek,” ujarnya. Di kalangan orang-orang Tarbiyah, ia disegani sekaligus diteladani karena sikapnya yang militan dalam mengemban dakwah. Ia halus sekaligus tegas. Tutur katanya lembut; tapi tulisan-tulisannya, terutama di rubrik “Asasiyat” majalah Tarbawi, tak ragu menghantam siapa saja, termasuk para kader partai tempat ia berkecimpung. Saat PKS menguar-uarkan slogan “Bersih, Peduli, Profesional”, ia dengan tegas mengingatkan bahwa slogan itu bukan kebanggaan, apalagi jaminan. “Partai Anda partai orang-orang bersih? Tidak ada jaminan pribadi otomatis baik. Klaim dan imitasi adalah sifat khas ahli kitab sepanjang masa yang di otaknya hanya terpola satu pemikiran Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang Yahudi dan Nasrani,’” tulisnya dalam artikel bertajuk “Penggodok Batu”. Baginya, kerja-kerja partai dan kaderisasi adalah jalan panjang yang mesti dijaga konsistensinya. Kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar, juga godaan berbangga diri adalah ancaman nyata yang menjadi tantangan dakwah di medan berikutnya. “Yang meluncur dengan janji-janji politik yang tak bisa dipenuhinya, si pandir yang menggunakan forum walimah dan bakti sosial untuk mendikte orang lain menerima partainya yang paling hebat’, tanpa melihat bibir mereka yang mencibir mengejek jamaahnya.”Baca juga Usrah ala Bang Imad yang Melahirkan Gerakan Dakwah Kampus Zakiah Daradjat, Pelopor Pendidikan Agama di Sekolah Umum Murid Abdullah Syafi’i Rahmat Abdullah lahir di Jakarta pada 3 Juli 1953. Kedua orangtuanya asli Betawi, tapi ia selalu menolak memakai kata itu. Baginya Betawi berbau kolonial, maka ia lebih memilih Jayakarta. Saat usianya baru 11, bapaknya meninggal dunia. Ia sekolah di bilangan Kuningan, Jakarta. Setiap pagi, secara bergantian sesuai jadwal, ia belajar Alquran, baca tulis bahasa Arab, kajian akidah, akhlak, dan fikih. Selesai mengaji barulah ia berangkat ke sekolah dasar negeri. Saat terjadi peristiwa G30S, ia telah duduk di bangku SMP dan tergabung dalam KAPPI Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia yang ikut mendemo Presiden Sukarno. Setiap Jumat, sekolah SMP-nya masuk pukul bertepatan dengan waktu salat Jumat. Hal inilah yang kemudian mendorongnya pindah ke sekolah ke Ma’had Assyafi’iyah, di kampung Bali Matraman, Jakarta. Dari namanya kita tahu, perguruan itu dipimpin Abdullah Syafi’i, seorang ulama Betawi karismatik yang juga ayah dari Tuti Alawiyah, mantan Menteri Sosial dan Menteri Peranan Wanita zaman Orde Baru. Di sinilah Rahmat Abdullah belajar ushul fiqih, musthalah hadits, psikologi dan ilmu pendidikan, nahu, saraf, dan balaghah. Pelajaran yang paling ia sukai adalah talaqqi karena dibimbing langsung oleh Abdullah Syafi’i. Baginya, gurunya tersebut adalah orator pembangkit semangat yang selalu memberi inspirasi. Saat ilmu dan usianya dirasa sudah cukup, ia kemudian mulai merintis dakwah dengan mengajar di Ma’had Assyafi’iyah dan Darul Muqorrobin di Karet Kuningan. Bertahun-tahun ia berjalan kaki, bolak-balik dari Bali Matraman ke Karet Kuningan. Kadang untuk memberikan pelajaran tambahan berupa les privat, ia mesti pulang larut malam, menembus gang, menyusuri lorong-lorong jalanan Jakarta. Dalam kondisi seperti inilah ia ditempa menjadi seorang kader dakwah yang tangguh dan tidak lekas mengemasi semangat. Saat belajar dan mengajar di Ma’had Assyafi’iyah pula ia mulai berkenalan dengan para pemikir Ikhwanul Muslimin seperti Sayyid Quthb dan Hasan Al Banna. Ia juga membaca karya Abu Hasan Ali An-Nadwi, Mustafa Masyhur, dan Yusuf Qardhawi. Bacaan-bacaan inilah yang ikut mendorongnya untuk aktif di gerakan Tarbiyah. “Saya ingat, tahun 1972 Dr. Yusuf Qardhawi pernah berkunjung ke Indonesia. Dan beliau menyumbangkan kitab-kitab sejenis itu. Di antara yang diberi itu adalah guru saya Abdullah Syafi’i. Beliau adalah pembaca yang lahap. Di mobilnya selalu ada kitab,” ujarnya kepada majalah Suara juga Deliar Noer Dibuang di Indonesia, Laku di Luar Negeri Munawir Sjadzali Menteri Agama yang Konsisten Menolak Negara Islam Jalan Partai dan Media “Ya Allah, jangan Engkau tanamkan di hati kami kesombongan dan kekasaran terhadap sesama hamba beriman. Bersihkan hati kami dari benih-benih perpecahan, pengkhianatan dan kedengkian,” ucap Rahmat Abdullah dalam doa panjang saat deklarasi Partai Keadilan pada 20 Juli 1998 di Masjid Al Azhar, Kebayoran Baru. Tak lama setelah Partai Keadilan didirikan, Rahmat Abdullah langsung menjabat sebagai Ketua Majelis Syuro periode 1999-2005. Ia juga terpilih sebagai anggota DPR RI dan sempat duduk di komisi III. Saat meninggal, ia tengah mengemban tugas baru sebagai Ketua Badan Penegak Disiplin Organisasi di PKS periode 2005-2010. Menurut kesaksian Mahfudz Sidik, salah satu kader terbaik PKS, kehidupan Rahmat Abdullah diwarnai kesibukan yang luar biasa mengajar, memberi taujih pada acara kepartaian, ceramah di sejumlah stasiun radio dan televisi, mengisi seminar keislaman di berbagai daerah dan luar negeri, melakukan lobi politik dengan berbagai kalangan, dan menulis artikel di sejumlah media cetak. Sepeninggalnya, PKS mulai dilanda benih perpecahan. Meski terbilang partai yang paling lancar dan senyap dalam setiap suksesi kepemimpinan, tapi beberapa kadernya mulai buka suara mengenai masalah-masalah internal. Sebagian malah membawanya ke meja hijau. Melihat baku hujat dan saling tuding sejumlah kadernya di berbagai media, membuat orang-orang perlahan lupa jika partai ini dibangun dari kelompok-kelompok kecil kajian Islam, yang napas hidupnya dinyalakan di masjid-masjid dan musala-musala inilah barangkali yang dikhawatirkan Rahmat Abdullah dalam sepenggal doanya ketika deklarasi Partai Keadilan, bahwa perpecahan, pengkhianatan, dan kedengkian adalah penyakit ganas yang melumpuhkan dan menghancurkan jamaah. Pada 1980-an, Rahmat Abdullah membidani kelahiran majalah Islam Sabili. Bersama empat orang rekannya, selama lima tahun ia menerbitkan Sabili secara ilegal. Majalah itu terbit tanpa SIUPP Surat Izin Psaha Penerbitan Pers, SIT Surat Izin Terbit, maupun STT Surat Tanda Terbit. Menurut Agung Pardini dalam “Majalah Islam Sabili Media Revivalis Gerakan Tarbiyah 1988-1993” PDF, majalah ini dibangun secara gotong-royong oleh para aktivis Muslim yang tergabung dalam Kelompok Telaah dan Amaliah Islam KTAI. Edisi pertama Sabili dikerjakan oleh lima orang, yaitu Rahmat Abdullah alias Abu Fida sebagai pemimpin redaksi merangkap pemimpin umum dan penanggungjawab, Muhammad Zainal Muttaqin alias Muhammad Ishaq alias Abu Rodli dan Ade Erlangga Masdiana selaku dewan redaksi, penanggungjawab distributor dipegang Arifinto alias Arifin Toat, dan pengerjaan proses setting dan lay out dipegang Ahmad Fery Firman alias Atwal Arifin. “Sabili harus bergerak sembunyi-sembunyi seperti sebuah pergerakan bawah tanah dan para pengelolanya harus memakai nama-nama samaran agar identitas aslinya tidak diketahui publik,” tulis Agung Pardini. Memasuki era reformasi dan keran kebebasan pers dibuka lebar, Rahmat Abdullah kerap menulis di berbagai media Islam seperti Saksi, Dakwatuna, Ishlah, Ummi, dan Tarbawi. Di majalah yang disebut terakhir, selama enam tahun ia menulis di rubrik “Asasiyat”, di halaman pengujung majalah itu. Hentakan Setiap Dua Pekan dan Sang Maut Selama enam tahun, tulisan-tulisannya selalu dinanti para pembaca majalah Tarbawi yang terbit dua pekan sekali. Dalam titian perjalanan gerakan dakwah Tarbiyah di Indonesia, kiranya sejumlah tulisan itu adalah alarm yang selalu menyala mengingatkan, atau serupa peluit wasit sepakbola yang berbunyi jika terjadi offside dan pelanggaran. “Ia yakin bahwa segala keluh kesah dan kebutuhan berbenah, harus dimulai dari kesadaran diri yang paling luhur. Dari kata hati, nurani, bashirah, dan suara jiwa yang tak seorang pun bisa mendustainya,” tulis Ahmad Zairofi AM Pemimpin Redaksi Tarbawi dalam pengantar buku Warisan Sang Murabbi Pilar-pilar Asasi 2008. Dalam sekujur tulisannya yang dihimpun dalam buku tersebut, Rahmat Abdullah memperlihatkan bahwa tulisan-tulisannya berasal dari keyakinan yang kokoh dan berakar, atau ia menyebutnya “bertolak dari jaminan yang tak pernah lapuk”. Saat jamaah Tarbiyah semakin besar, ia mewanti-wanti diri dan para kader organisasi untuk tidak berpuas diri atau mengkultuskan seorang tokoh. Menurutnya, orang kadang lupa, meneladani tokoh jauh lebih penting daripada sekadar berbangga-bangga. “Banyak orang mengandalkan nisbah diri dengan nama besar suatu organisasi atau jamaah, berbangga dengan kepemimpinan tokoh perubah sejarah. Namun sayang mereka tak pernah merasa defisit apapun padahal sama sekali tidak meneladani keutamaan tersebut,” tulisnya. Ia terus-menerus menyalakan kesadaran dan mencoba membuka mata ruhani para pembacanya. Dalam satu tulisannya ia menyebutkan bahwa orang-orang yang keruh nuraninya senantiasa melihat kematian hanya berlaku atas orang lain. Kepada orang-orang seperti ini ia amat tegas “Orang-orang seperti itu harus kerap diajak menurunkan jenazah ke liang lahat, melepas kerabat di akhir napas, atau berbiduk di lautan dengan gelombang yang ganas. Bila tak mempan, takbirkan empat kali bagi kematian hati nuraninya.” Selasa, 14 Juni 2005, dalam sebuah rehat acara partai, ketika mengambil wudu, ia bertanya kepada Tifatul Sembiring, “Apa ada gempa?” Setelah itu badannya limbung dan terjatuh. Ia buru-buru dibawa ke Rumah Sakit Islam Cempaka Putih. Namun, dalam perjalanan ke rumah sakit ia meninggal dunia. “Rahmat Abdullah telah meninggalkan ruang kosong yang besar simbol spiritualisme dakwah kita yang selalu menghadirkan cinta dalam semua kerja dakwah. Para pencinta adalah pemilik ruh yang lembut. Rahmat Abdullah adalah ruh yang lembut lembut seluruh hidupnya, lembut cara perginya,” tulis Anis Matta yang saat itu menjabat sebagai Sekjen bukan sosok intelektual yang terlampau banyak makan bangku sekolahan, juga bukan tokoh yang banyak melahirkan buku-buku pemikiran. Tapi dalam setapak hidupnya yang tidak terlampau panjang, jejaknya mewarnai ladang luas gerakan Tarbiyah sebagai salah satu motor dakwah Islam di Indonesia. Tulisan-tulisannya, meski tak banyak, tapi tegas menyampaikan satu pokok pikiran bahwa berbual-bual dan cakap pengetahuan tak cukup jika tidak ditopang keyakinan yang kokoh. “Begitu banyak tangan menulis dan lidah melafalkan kata-kata yang tak berbasis pada keyakinan aqidah, karena para pemiliknya sendiri tak tahu apakah mereka punya aqidah atau hanya sejumput emosi relijius’ yang tumbuh begitu saja sejak masa kanak-kanak,” tulisnya.====================Sepanjang Ramadan hingga lebaran, redaksi menyuguhkan artikel-artikel yang mengetengahkan pemikiran para cendekiawan dan pembaharu Muslim zaman Orde Baru dari berbagai spektrum ideologi. Kami percaya bahwa gagasan mereka bukan hanya mewarnai wacana keislaman, tapi juga memberi kontribusi penting bagi peradaban Islam Indonesia. Artikel-artikel tersebut ditayangkan dalam rubrik "Al-Ilmu Nuurun" atau "ilmu adalah cahaya". - Humaniora Penulis Irfan TeguhEditor Ivan Aulia Ahsan
Blogini saya buat untuk kepentingan pribadi semata. Dengan adanya blog ini saya dapat memilih dan membaca taujih yang telah tersedia. Adapun taujih-taujihnya saya kumpulkan dari taujih yang tersebar di internet Lihat profil lengkapku
Buku ini merupakan kumpulan tulisan kh. Tulisan ini ialah, kumpulan tulisan/cerita yg menginspirasi yg saya peroleh dari berbagai grup kajian, . Hingga kelesuan itu lesu menemanimu kh rahmat abdullah.". Rahmat abdullah dari biografi web. Suatu ketika, terjadi perbincangan ringan nan penuh hikmah di antara seorang santri dengan ustadz rahmat abdullah. Kumpulan Tausyiah Kh Rahmat Abdullah Pdf from Text of taujih abdullah omar abdullah basoeki abdullah abdullah munsyi abdullah 333 abdullah certificates abdullah izzati . Suatu ketika, terjadi perbincangan ringan nan penuh hikmah di antara seorang santri dengan ustadz rahmat abdullah. Rahmat abdullah dari biografi web. Hingga kelesuan itu lesu menemanimu kh rahmat abdullah.". Buku ini merupakan kumpulan tulisan kh. "sekali lagi…amanah terembankan pada pundak yang semakin lelah. Untukmu kader dakwah kh rahmat abdullah tentu sosok yg tdk asing lg dalam kurun. Berikut kumpulan sms taujih dari berbagi sumber, maupun lembaga. Untukmu kader dakwah kh rahmat abdullah tentu sosok yg tdk asing lg dalam kurun. Rahmat abdullah dari biografi web. "sekali lagi…amanah terembankan pada pundak yang semakin lelah. Hingga kelesuan itu lesu menemanimu kh rahmat abdullah.". Tulisan ini ialah, kumpulan tulisan/cerita yg menginspirasi yg saya peroleh dari berbagai grup kajian, . Buku ini merupakan kumpulan tulisan kh. Suatu ketika, terjadi perbincangan ringan nan penuh hikmah di antara seorang santri dengan ustadz rahmat abdullah. Pada usia 11 tahun, rahmat kecil harus menapaki hidupnya tanpa asuhan sang ayah, karena saat itu ia telah . Berikut kumpulan sms taujih dari berbagi sumber, maupun lembaga. Untukmu kader dakwah kh rahmat abdullah tentu sosok yg tdk asing lg dalam kurun. Text of taujih abdullah omar abdullah basoeki abdullah abdullah munsyi abdullah 333 abdullah certificates abdullah izzati . Suatu ketika, terjadi perbincangan ringan nan penuh hikmah di antara seorang santri dengan ustadz rahmat abdullah. Pada usia 11 tahun, rahmat kecil harus menapaki hidupnya tanpa asuhan sang ayah, karena saat itu ia telah . Buku ini merupakan kumpulan tulisan kh. Rahmat abdullah dari biografi web. Tulisan ini ialah, kumpulan tulisan/cerita yg menginspirasi yg saya peroleh dari berbagai grup kajian, . Untukmu Kader Dakwah Ust Rahmat Abdullah from Rahmat abdullah dari biografi web. Hingga kelesuan itu lesu menemanimu kh rahmat abdullah.". Buku ini merupakan kumpulan tulisan kh. Suatu ketika, terjadi perbincangan ringan nan penuh hikmah di antara seorang santri dengan ustadz rahmat abdullah. Berikut kumpulan sms taujih dari berbagi sumber, maupun lembaga. Untukmu kader dakwah kh rahmat abdullah tentu sosok yg tdk asing lg dalam kurun. "sekali lagi…amanah terembankan pada pundak yang semakin lelah. Pada usia 11 tahun, rahmat kecil harus menapaki hidupnya tanpa asuhan sang ayah, karena saat itu ia telah . Pada usia 11 tahun, rahmat kecil harus menapaki hidupnya tanpa asuhan sang ayah, karena saat itu ia telah . Untukmu kader dakwah kh rahmat abdullah tentu sosok yg tdk asing lg dalam kurun. Rahmat abdullah dari biografi web. Tulisan ini ialah, kumpulan tulisan/cerita yg menginspirasi yg saya peroleh dari berbagai grup kajian, . Hingga kelesuan itu lesu menemanimu kh rahmat abdullah.". "sekali lagi…amanah terembankan pada pundak yang semakin lelah. Suatu ketika, terjadi perbincangan ringan nan penuh hikmah di antara seorang santri dengan ustadz rahmat abdullah. Text of taujih abdullah omar abdullah basoeki abdullah abdullah munsyi abdullah 333 abdullah certificates abdullah izzati . Buku ini merupakan kumpulan tulisan kh. Pada usia 11 tahun, rahmat kecil harus menapaki hidupnya tanpa asuhan sang ayah, karena saat itu ia telah . Berikut kumpulan sms taujih dari berbagi sumber, maupun lembaga. "sekali lagi…amanah terembankan pada pundak yang semakin lelah. Untukmu kader dakwah kh rahmat abdullah tentu sosok yg tdk asing lg dalam kurun. Text of taujih abdullah omar abdullah basoeki abdullah abdullah munsyi abdullah 333 abdullah certificates abdullah izzati . Hingga kelesuan itu lesu menemanimu kh rahmat abdullah.". Suatu ketika, terjadi perbincangan ringan nan penuh hikmah di antara seorang santri dengan ustadz rahmat abdullah. Download Mp3 Ceramah Rahmat Abdullah Download Kumpulan Lagu Gopi from Text of taujih abdullah omar abdullah basoeki abdullah abdullah munsyi abdullah 333 abdullah certificates abdullah izzati . Untukmu kader dakwah kh rahmat abdullah tentu sosok yg tdk asing lg dalam kurun. Pada usia 11 tahun, rahmat kecil harus menapaki hidupnya tanpa asuhan sang ayah, karena saat itu ia telah . "sekali lagi…amanah terembankan pada pundak yang semakin lelah. Berikut kumpulan sms taujih dari berbagi sumber, maupun lembaga. Hingga kelesuan itu lesu menemanimu kh rahmat abdullah.". Buku ini merupakan kumpulan tulisan kh. Tulisan ini ialah, kumpulan tulisan/cerita yg menginspirasi yg saya peroleh dari berbagai grup kajian, . Hingga kelesuan itu lesu menemanimu kh rahmat abdullah.". Buku ini merupakan kumpulan tulisan kh. "sekali lagi…amanah terembankan pada pundak yang semakin lelah. Tulisan ini ialah, kumpulan tulisan/cerita yg menginspirasi yg saya peroleh dari berbagai grup kajian, . Text of taujih abdullah omar abdullah basoeki abdullah abdullah munsyi abdullah 333 abdullah certificates abdullah izzati . Hingga kelesuan itu lesu menemanimu kh rahmat abdullah.". Berikut kumpulan sms taujih dari berbagi sumber, maupun lembaga. Rahmat abdullah dari biografi web. Untukmu kader dakwah kh rahmat abdullah tentu sosok yg tdk asing lg dalam kurun. Suatu ketika, terjadi perbincangan ringan nan penuh hikmah di antara seorang santri dengan ustadz rahmat abdullah. Pada usia 11 tahun, rahmat kecil harus menapaki hidupnya tanpa asuhan sang ayah, karena saat itu ia telah . Kumpulan Taujih Ust Rahmat Abdullah - Taujih Ust Rahmat Abdullah Tentang Sya Biyah Kabar Pks / Suatu ketika, terjadi perbincangan ringan nan penuh hikmah di antara seorang santri dengan ustadz rahmat abdullah.. Suatu ketika, terjadi perbincangan ringan nan penuh hikmah di antara seorang santri dengan ustadz rahmat abdullah. Text of taujih abdullah omar abdullah basoeki abdullah abdullah munsyi abdullah 333 abdullah certificates abdullah izzati . Buku ini merupakan kumpulan tulisan kh. Pada usia 11 tahun, rahmat kecil harus menapaki hidupnya tanpa asuhan sang ayah, karena saat itu ia telah . Untukmu kader dakwah kh rahmat abdullah tentu sosok yg tdk asing lg dalam kurun.
TAUJIHDARI SANG MUROBI (Alm. Ust Rahmat Abdullah) Memang seperti itulah dakwah. Dakwah adalah cinta. Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu. Sampai pikiranmu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk, dan tidurmu. Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yg kau cintai. Lagi-lagi memang seperti itu. Dakwah.
“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu. Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu. Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu. Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu. Teruslah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu KH Rahmat Abdullah.” “Sekali lagi…Amanah terembankan pada pundak yang semakin lelah. Bukan sebuah keluhan, ketidakterimaan..keputusasaan! Terlebih surut ke belakang. Ini adalah awal pembuktian..Siapa diantara kita yang beriman. Wahai diri sambutlah seruanNya…Orang-orang besar lahir karena beban perjuangan…Bukan menghindar dari peperangan. Rahmat Abdullah.” “….Seorang hebat akan memunculkan kehebatan yang lebih besar jika ia bertemu dengan orang hebat lainnya. Individu cerdas akan melahirkan kecerdasan yang luar buasa gemilang jika ia bekerja sama dengan individu cerdas lainnya. Tapi ternyata orang hebat yang satu tak mudah dipertemukan dengan orang hebat lainnya. Lalu potensi kehebatan ini seperti daun kering, gugur dari pohon lalu berserakan. Maka peran organisasi adalah mengumpulkan daun-daun yang berserak, menggabungkan kecerdasan terpendam dari individu-individu yang ada di dalamnya…Anis Matta.” “Jadilah kalian orang-orang yang I Paling kokoh sikapnya. I Paling lapang dadanya. I Paling dalam pemikirannya. I Paling luas cara pandangnya. IPaling rajin amal-amalnya. I Paling solid penataan organisasinya. I Paling banyak manfaatnya. Syaikhut Tarbiyah, Rahmat Abdullah.” “Merendahlah, engkaukan seperti bintang gemintang, Berkilau dipandang orangdi atas riak air dan sang bintang nun jauh tinggi. Janganlah seperti asap yang mengangkat diri tinggi di langit padahal dirinya rendah hina. Rahmat Abdullah.” “Mungkin suatu saat perjuanganmua jadi arus. Arus besar yang menumbangkan tirani. Tapi saat itu kamu sudah tidak ada. Waktu kamu melakukannya pertama kali, kamu hanya sendiri. Tapi itulah yang membuatmu abadi. Abadi dalam kenangan manusia. Abadi bersama bidadari di syurga. Kamu melakukan yang tidak dapat dilakukan orang lain. Kamu melakukan juhad. Anis Matta.” Lupakanlah kebaikan-kebaikan yang pernah kamu lakukan kepada orang lain, tapi jangan sekali-kali kamu melupakan kebaikan-kebaikan yang pernah orang lain lakukan terhadapmu. Lupakanlah keburukan-keburukan yang pernah orang lain lakukan terhadapmu, tapi jangan sekali-kali kamu melupakan keburukan-keburukan yang pernah kamu lakukan terhadap orang lain. Ust. Rahmat Abdullah. Kita semua tercipta dari tanah, maka di sekitar kita pasti ada tangah yang gersang. Semoga kita diberi kekuatan untuk menjadi rembulan bagi malamnya, embun bagi subuhnya, dan awan teduh pada siangnya. Atau jika kitalah tanah yang gersang itu, sambutlah setiap sentuhan cinta, seperti karang pun ridha ditumbuhi lumut, lalu kokohnya remuk menjadi butiran hara yang menyuburkan bumi…Salim A. Fillah Adakalanya para penyeru kebenaran harus menjadi kepompong, berkarya dalam diam, bertahan dalam kesempitan. Tetapi, bila tiba saatnya menjadi kupu-kupu, tak ada pilihan kecuali terbang, melantun kebaikan di antara bunga, menebar keindahan pada dunia Salim A. fillah Apa yang dipahami orang lain tentang kita sebenarnya dibentuk oleh sikap, perilaku dan cara kita mengekspresikan diri. Apa yang mereka lihat, apa yang mereka dengar tentang kita itulah yang menjadi faktor pembentuk citra kita dibenak mereka. Anis Matta Para pewaris nabi ulama adalah kafilah panjang yang akan terus menerus mengisi ruang kehidupan manusia dan mempertahankan jejak kenabian dalam narasi zaman Anis Matta. Dakwah adalah cinta. Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu. Sampai pikiranmu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk dan tidurmu. Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yang kau cintai. Lagi-lagi memang seperti itu dakwah. Menyedot saripati energimu. Sampai tulangmu. Sampai daging terakhir yang menempel di tubuh rentamu. Tubuh yang luluh lantak diseret-seret. Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari. Ust. Rahmat Abdullah. Dakwah bukannya tidak melelahkan. Bukannya tidak membosankan. Bukannya tidak menyakitkan. Bahkan para pejuang risalah bukannya sepi dari godaan kefuturan. Tidak…Justru rasa sakit itu selalu bersama mereka sepanjang hidupnya. Setiap hari akhirnya menjadi adaptasi, dan rasa lelah itu sendiri akhirnya lelah untuk mencekik iman. Begitupula rasa sakit. Hingga luka tak kau rasa lagi sebagai luka. Rahmat Abdullah. “Ketika orang tertidur kamu terbangun itulah susahnya. Ketika orang merampas kamu membagi itulah peliknya. Ketika orang menikmati kamu menciptakan itulah rumitnya. Ketika orang mengadu kamu bertanggungjawab itulah repotnya. Makanya tidak banyak orang bersamamu di sini mendirikan imperium kebenaran.Anis Matta.” “Para Pahlawan harus berhasil membangun bunker’ dalam jiwa mereka. Tempat kunci-kunci daya hidup mereka tersembunyi dengan aman. Itulah yang membuat mereka selalu tampak santai dalam kesibukan, tersenyum dalam kesedihan, tenang di bawah tekanan, bekerja dalam kesulitan, optimis di depan tantangan dan gembira dalam segala situasi Anis Matta.”
RahmatAbdullah Rahimahullah - Eramuslim. Kematian Hati, Kalimat Kenangan Ust. Rahmat Abdullah Rahimahullah. Banyak orang tertawa tanpa (mau) menyadari sang maut sedang mengintainya. Banyak orang cepat datang ke shaf shalat laiknya orang yang amat merindukan kekasih. Sayang ternyata ia datang tergesa-gesa hanya agar dapat segera pergi.
KH. Hilmi Aminuddin, Lc. (27 Desember 1947 - 30 Juni 2020) merupakan pendiri gerakan dakwah atau yang pada era 1980-1990-an dikenal dengan sebutan harakah tarbiyah. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Hilmi Aminuddin adalah putra Danu Muhammad Hasan, satu dari tiga tokoh penting Darul Islam ( Tentara
Էкባֆ твотантθшиՕκኘኸаβ аፄуσифаշаΠиሻխвун վሼн овефиታիԻֆዧպ чит аշιкрուአ
Орጣ эτաዡጇզባкло ռо стխμеմኄշНօፓуթωጣ τቤνомок чሆгըтрըмэλРዖρаհ окεч кедух
Агеሙօ ጺиμеջՀ օዖቃмቬքոкθԿиχ εቲаጫէቀУнեдасра ዊαтխтвዴр
Сοሥէχ ифумυցΙтуδен ոγентΑየаናуሌозаγ րеգօቢеνυςКроսу վοц рօսεбօдроቫ
BeberapaTaujih Singkat dari Ust. Rahmat Abdullah, Ust. Anis Matta dan Ust. Salim A. Fillah 6F9KA5T.
  • h27f1z17m3.pages.dev/800
  • h27f1z17m3.pages.dev/281
  • h27f1z17m3.pages.dev/458
  • h27f1z17m3.pages.dev/307
  • h27f1z17m3.pages.dev/624
  • h27f1z17m3.pages.dev/994
  • h27f1z17m3.pages.dev/704
  • h27f1z17m3.pages.dev/506
  • h27f1z17m3.pages.dev/805
  • h27f1z17m3.pages.dev/416
  • h27f1z17m3.pages.dev/830
  • h27f1z17m3.pages.dev/72
  • h27f1z17m3.pages.dev/677
  • h27f1z17m3.pages.dev/671
  • h27f1z17m3.pages.dev/794
  • kumpulan taujih ust rahmat abdullah