Seorang atlet yang mendapat pembinaan mental perlu disiapkan agar dalam penampilannya agar mampu menunjukkan kemampuan yang sebenarnya. Sistematika dan teknik dalam manfaat pembinaan mental bagi atlet hendaknya dapat menguatkan seluruh unsur psikologis yang berhubungan dengan aspek kognitif, konatif, dan afektif. Manfaat pembinaan mental bagi atlet ini meliputi tahap awal dan tahap tahap awal, pembinaan dilakukan untuk menyiapkan seorang atlet agar mampu membangun pondasi kemampuan manfaat pembinaan mental bagi atlet dan siap untuk manfaat pembinaan mental bagi atlet berikutnya. Bentuk bentuk pembinaan pada tahap ini biasanya tentangPembinaan Baca juga mengenai bahaya gangguan mentalSedang tahap lanjut bertujuan untuk menguatkan semua komponen manfaat pembinaan mental bagi atlet. Manfaat pembinaan mental bagi atlet tahap lanjut ini berhubungan dengan semua aspek psikologis, diantaranya Pembinaan yang berhubungan dengan peningkatan aspek kognitif yaitu pemusatan perhatian, visualisai, kecepatan dan ketepatan reaksi, serta restrukturisasi pembinaan mental bagi atlet untuk penguatan aspek konatif/ keinginan yaitu will power training, concentration, dan contemplation. Baca juga mengenai gangguan mental mayor pada kehamilanManfaat pembinaan mental bagi atlet untuk aspek afektif, emosional yaitu melalui pembinaan biofeed back, self sugestion, dan 12 Manfaat Pembinaan Mental Bagi Atlet secara Mengontrol perhatian sehingga seorang atlet mampu berkonsentrasi / perhatian secara penuh pada titik tertentu atau sesuatu yang harus Mengontrol emosi, sehingga seorang atlet sanggup menguasai perasaan marah, benci, cemas, takut, sehingga dapat menguasai ketegangan dan mampu beraktifitas dengan tenang. Baca juga mengenai gangguan mental minor dalam kehamilan trimester 13. Mengontrol energi sehingga seorang atlet sanggup untuk pulih secara secara psikis .4. Body awarennes, seorang atlet memiliki pemahaman akan keadaan tubuhnya sehingga mampu mengendalikan /melokalisasi ketegangan dalam Mengembangkan rasa percaya Membuat perencanaan bawah sadar atau manfaat pembinaan mental bagi atlet imagery, yaitu seorang atlet mampu membuat perencanaan gerak atau taktik permainan sebelum pertandingan berlangsung. Baca juga mengenai manfaat tertawa untuk kesehatan mental7. Restrukturisasi pemikiran, yaitu seorang atlet mampu mengubah pemikiran awal menjadi yang lebih Membuat seorang atlet memiliki komitmen dan semangat kuatSeorang atlet yang mendapatkan manfaat pembinaan mental akan memiliki komitmen dan semangat yang kuat untuk menggeluti olahraga yang ditekuninnya, karena dengan komitmen dan semangat yang kuat seorang atlet akan serius berlatih,Komitmen dan semangat adalah tingkat motivasi dan usaha yang ditujukan atau diarahkan pada kegiatan atau kegiatan olahraga baik pada saat latihan maupun pertandingan. Untuk mendapatkan komitmen dan semangat yang bagus Harus melibatkan pelatihan dan kompetisi lebih dari 20 jam/minggu. Baca juga mengenai manfaat shalat untuk kesehatan mentalKomitmen dan semangat yang kuat akan menciptakan semangat untuk berlatih dan bertanding. Hasrat atau keinginan yang kuat dari seorang atlet untuk berkompetisi atau menunjukkan keterampilan atau kemampuan dalam suatu bersaing ini sudah harus ditanamkan sejak awal seorang atlet tersebut mulai bermain. Pelatih, Guru, Orangtua harus selalu menanamkan semangat bersaing dan berkompetisi yang sehat sejak awal, tanamkan kejujuran sejak dini. Jika ini ditanamkan maka akan tercipta ketangguhan R. 2004187 menyatakan seorang atlet yang akan berhasil tidak hanya kuat fisik dan tekniknya saja, tetapi seorang atlet juga harus memiliki mental yang kuat juga. Karena dengan mental yang kuat seorang atlet akan mudah mengontrol mental yang kuat seorang atlet akan mampu berkonsentrasi, percaya diri, dan memiliki motivasi yang lebih, ketika seorang atlet telah memiliki ketangguhan ini maka seorang atlet akan berjuang tanpa kenal lelah untuk dapat mencapai Memiliki Syarat Ketangguhan Mental, yaitu Percaya diriMampu fokusMotivasi dari dalamMemiliki sifat kerja kerasKomitmen yang kuatMemiliki determinasi yang baikBerperilaku positifPercaya diri ketika mengalami cederaMampu berkembang ketika tertekanMemiliki nilai personal yang konsistenMemiliki kecerdasan emosiFisik kuatRamah dalam menggapai kesuksesan10. Menggapai KesuksesanMental yang tangguh akan membuat seorang atlet mudah memperoleh kesuksesan atau keberhasilan. Sebuah keberhasilan akan mampu meningkatkan rasa percaya diri pada seorang atlet. Keberhasilan pada saat latihan dan dalam mengikutipertandingan atau festival salah satunya ditentukan oleh rasa percaya diri seorang atlet. Parameter rasa percaya diri dapat dilihat dari tingkat motivasi seorang atlet pada saat latihan, usaha keras yang ditunjukkan seorang atlet, dan ketekunan yang dilakukan oleh seorang Menanamkan Sifat Kepemimpinan dan Tanggung JawabSelain membangun rasa percaya diri, hal yang penting untuk menciptakan kesehatan mental yang kuat sejak usia dini adalah memberikan sifat kepemimpinan pada seorang atlet sejak awal. Penanaman rasa tanggung jawab seorang atlet dapat diawali dari bagaimana pelatih dapat menanamkan jiwa kepemimpinan pada seorang atlet. Dapat dilakukan denganmemberi kesempatan seorang atlet memimpin pemanasan warming up, mendemonstrasikan berbagai macam gerakan atau teknik tertentu, dll. Sebagai langkah untuk mengurangi tingkat ketergantungan seorang atlet kepada orang lain orang tua, pelatih, teman. Membantu pembentukan rasa percaya diri seorang atlet. Ketika rasa percaya diri seorang atlet baik maka kesehatan mental seorang atlet juga akan menjadi semakin baik Menanamkan Hal Penting tentang PertandinganPelatih juga harus mampu mengembangkan filosofi tentang pertandingan pada seorang atletnya. Jangan tanamkan pada seorang atlet untuk selalu harus menang atau juara. Pelatih atau Guru harus hati hati dalam menggunakan pendekatan untuk mengembangkan filosofi persaingan sehat “Perspektif “& “Keseimbangan” yaitu Pertandingan merupakan bagian dari pertandingan tidak hanya kemenangan atau dengan diri sendiri bukan dengan diri sendiri atas dasar “ Usaha Terbaik” pada saat latihan dan akan menang dan kalah di banyak pertandingan sepanjang hayat atau atlet junior adalah waktu untuk belajar dan mengembangkan di bawah usia 12 th, gunakan ajang pertandingan untuk bertemu teman baru dan untuk menguji kemampuan dan bersenang sebenarnya dalam pertandingan adalah berjuang melakukan yang terbaik, berjuang untuk memperbaiki, dan usaha pencapaian tujuan jangka atau kekalahan tidak membuat seorang atlet menjadi pemenang atau kalah, namun bagian dari perjuangan dan yang dapat penulis sampaikan, sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.
Setelahmengidentifikasi emosi apa adanya, Anda tahu bahwa emosi tersebut hanyalah perasaan dan tidak perlu mengendalikan Anda. 2. Pikirkan apa yang mampu Anda lakukan untuk mengatasi masalah. Adakalanya, ketidakmampuan mengendalikan emosi terjadi karena Anda tidak tahu cara mengendalikan diri. Tak ada kehidupan yang lepas dari masalah. Setiap orang pastinya akan diuji dengan kondisi yang berbeda. Namun begitu, untuk menghadapi ujian hidup tentunya gak semudah membalikan telapak tangan. Kunci utama agar kamu bisa bertahan yakni dengan memupuk menjadi sosok penyabar itu sangatlah luar biasa. Tapi sayangnya, untuk menjalani kesabaran terbilang cukup sulit. Kamu harus mampu mengendalikan emosi dan berjiwa ikhlas. Jika kamu sanggup menjalani itu, percaya deh hidupmu akan terasa lebih berikut sederet manfaat yang bisa diperoleh bila kamu mampu mengontrol emosi. Simak yuk!1. Mengontrol emosi akan membantumu terhindar dari mengambil keputusan yang tidak apapun bersabar itu jauh lebih baik dibandingkan kamu bersikap tergesa-gesa. Gegabah dalam mengambil keputusan justru bisa membuatmu terjebak dalam langkah yang jika kamu sanggup menahan diri maka kamu akan memiliki kesempatan untuk berpikir lebih matang atau meminta masukan pada orang lain. Dengan begitu, keputusan yang kamu buat bisa lebih Suasana juga bakal adem bila kamu sanggup bersabar. Kamu pun bisa berpikir lebih jernih untuk menyelesaikan yang mendadak datang di hidupmu, terkadang memang bikin panik dan resah. Dengan kamu bersikap terlalu responsif atau bahkan marah-marah, maka efeknya hanya semakin memperkeruh deh sesekali kamu kontrol emosimu. Berusahalah untuk menenangkan diri. Setidaknya dengan kamu bersabar, keadaan bisa mejadi lebih kondusif dan adem. Dengan begitu, kamu pun juga dapat berpikir lebih jernih. 3. Yang lebih penting, menahan emosi dapat menjaga hatimu dari risiko stres serta bikin tubuhmu lebih ngambek, cemas berlebihan. Semua sikap tersebut adalah faktor pemicu stres yang seharusnya bisa kamu hindari. Sebisa mungkin, latilah dirimu agar dapat menjadi pribadi yang penyabar. Sabar itu tak hanya memberikan manfaat pada kesehatan mentalmu. Tapi juga menghindarkanmu dari penyakit degeneratif, seperti hipertensi dan gangguan dijelaskan dalam studi yang dilakukan oleh Laura Kubzansky dari Havard School of Public Health mengungkapkan jika kondisi emosi dan stres bisa mempengaruhi lonjakan hormon kortisol dalam tubuh, yang mana efeknya bisa membaut pembuluh darah jadi semakin kencang, tekanan darah naik dan detak jantung semakin cepat. Kondisi inilah yang kemudian meningkatkan risiko penyakit degeneratif. Baca Juga Stay Cool Banget, 5 Zodiak Ini Tetap Kalem Meski Sedang Emosi 4. Menjadi pribadi penyabar juga membuatmu lebih bersyukur, sehingga hidup pun terasa andersonSabar memiliki kaitan erat dengan rasa syukur. Ketika kamu sanggup mengontrol emosi dan ikhlas menerima keadaan, maka hatimu pun akan lebih mudah akan menyadari bahwa sejatinya hidup ini gak akan lepas dari cobaan. Dan untuk melewatinya, kamu gak hanya butuh usaha tapi juga perlu belajar perlu marah atau iri dengan kehidupan orang lain. Bersikap legowo akan membuat hatimu terasa lebih damai serta Percayalah, buah dari kesabaran selalu indah. Keikhlasanmu tak akan berakhir FolgosiAt least, hal yang perlu kamu yakini bahwa buah kesabaran itu selalu berakhir indah. Percayalah, keikhlasanmu dalam menjalani ujian hidup tak akan pernah berakhir sia-sia. Sebab Tuhan telah menjajikan kebahagiaan bagi mereka yang sanggup bersabar, yakni orang-orang yang mampu menahan amarahnya. Lalu apa yang perlu dikhawatirkan?Sabar itu tak memiliki batasan, guys! Meski tampak sulit, sebenarnya kesabaran bisa mendatangkan nikmat itulah tadi sederet manfaat yang bisa diproleh bila kamu mau belajar mengontrol emosi. Semoga bermanfaat dan bisa membantumu jadi pribadi yang lebih penyabar. Baca Juga 7 Tanda Kematangan Emosional, Usia Tak Selamanya Menjamin Kedewasaan! IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis. Samaseperti otot, otak juga membutuhkan latihan agar tetap muda dan fleksibel. Menunggang kuda membutuhkan kerja otak untuk dapat mengendalikan dengan baik. Saat dalam pertandingan ataupun di luar pertandingan, jika kita berhasil mengendalikan kuda dengan baik maka kita akan merasa senang dan puas. Itu dapat meningkatkan pikiran-pikiran positif.- - Mental skill pada intinya adalah kesiapan pikiran seseorang untuk memenuhi tuntutan psikologis dalam suatu olahraga. Pada umumnya skill ini didasarkan pada motivasi, konsentrasi, percaya diri dan pengendalian stres dalam pertandingan dapat menyebabkan atlet bereaksi secara negatif, baik dalam hal fisik maupun psikis, sehingga kemampuan olahraganya menurun. Mereka dapat menjadi tegang, yang ditandai dengan denyut nadi meningkat, berkeringat dingin, cemas akan hasil pertandingannya, dan sulit berkonsentrasi. Keadaan ini seringkali menyebabkan para atlet tidak dapat menampilkan permainan terbaiknya. Para pelatih pun menaruh minat terhadap bidang psikologi olahraga, khususnya dalam pengendalian yang tegar, sama halnya dengan teknik dan fisik, akan didapat melalui latihan yang terencana, teratur, dan sistematis. Dalam membina aspek psikis atau mental atlet, pertama-tama perlu disadari bahwa setiap atlet harus dipandang secara individual, bahwa yang satu berbeda dengan yang lainnya. Profil psikologis atlet biasanya berupa gambaran keprbadian secara umum, potensi intelektual, serta fungsi daya pikir yang dihubungkan dengan olahraga. Aspek-aspek Psikologis yang berperan dalam OlahragaPengaruh faktor psikologis pada atlet akan terlihat dengan jelas pada saat atlet tersebut bertanding. Berikut ini akan diuraikan beberapa masalah psikologis yang paling sering timbul di kalangan olahraga, khususnya dalam kaitannya dengan pertandingan dan masa Berpikir PositifBerpikir positif dimaksudkan sebagai cara berpikir yang mengarahkan sesuatu ke arah positif, melihat segi baiknya. Hal ini perlu dibiasakan bukan saja oleh atlet, tetapi terlebih-lebih bagi pelatih yang melatihnya. Dengan membiasakan diri berpikir positif, maka akan berpengaruh sangat baik untuk menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi, dan menjalin kerja sama dengan berbagai MotivasiMotivasi dapat dilihat sebagai suatu proses dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu sebagai usaha dalam mencapai tujuan tertentu. Motivasi yang kuat menunjukkan bahwa dalam diri orang tersebut tertanam dorongan kuat untuk dapat melakukan dari fungsi diri seseorang, motivasi dapat dibedakan antara motivasi yang berasal dan luar ekstrinsik dan motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri intrinsik. Dengan pendekatan psikologis diharapkan atlet dalam setiap penampilannya dapat memperlihatkan motivasi yang kuat untuk bermain sebaik-baiknya, sehingga dapat memenangkan pertandingan. Oleh karena itu, pelatih harus memperlihatkan bahwa ia menghargai hasil kerja atlet secara Pengendalian EmosiFaktor-faktor emosi dalam diri atlet menyangkut sikap dan perasaan atlet secara pribadi terhadap diri sendiri, pelatih maupun hal-hal lain di sekelilingnya. Bentuk-bentuk emosi dikenal sebagai perasaan seperti senang, sedih, marah, cemas, takut, dan sebagainya. Bentuk-bentuk emosi tersebut terdapat pada setiap orang. Akan tetapi yang perlu diperhatikan di sini adalah bagaimana kita mengendalikan emosi tersebut agar tidak merugikan diri sendiriPengendalian emosi dalam pertandingan olahraga seringkali menjadi faktor penentu kemenangan. Para pelatih harus mengetahui dengan jelas bagaimana gejolak emosi atlet asuhannya, bukan saja dalam pertandingan tetapi juga dalam latihan dan kehidupan sehari-hari. Pelatih perlu tahu kapan dan hal apa saja yang dapat membuat atletnya marah, senang, sedih, takut, dan sebagainya. Dengan demikian pelatih perlu juga mencari data-data untuk mengendalikan emosi para atlet asuhannya, yang tentu saja akan berbeda antara atlet yang satu dengan atlet emosi dapat mengganggu keseimbangan psikofisiologis seperti gemetar, sakit perut, kejang otot, dan sebagainya. Dengan terganggunya keseimbangan fisiologis maka konsentrasi pun akan terganggu, sehingga atlet tidak dapat tampil maksimal. Seringkali seorang atlet mengalami ketegangan yang memuncak hanya beberapa saat sebelum pertandingan dimulai. Demikian hebatnya ketegangan tersebut sampai ia tidak dapat melakukan awalan dengan baik. Apalagi jika lawannya dapat menekan dan penonton pun tidak berpihak padanya, maka dapat dibayangkan atlet tersebut tidak akan dapat bermain baik. Konsentrasinya akan buyar, strategi yang sudah disiapkan tidak dapat dijalankan, bahkan ia tidak tahu harus berbuat Kepercayaan DiriDalam olahraga, kepercayaan diri sudah pasti menjadi salah satu faktor penentu suksesnya seorang atlet. Masalah kurang atau hilangnya rasa percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri akan mengakibatkan atlet tampil di bawah kemampuannya. Karena itu sesungguhnya atlet tidak perlu merasa ragu akan kemampuannya, sepanjang ia telah berlatih secara sungguh-sungguh dan memiliki pengalaman bertanding yang pelatih dalam menumbuhkan rasa percaya diri atletnya sangat besar. Syarat untuk untuk membangun kepercayaan diri adalah sikap positif. Beritahu pemain di mana letak kekuatan dan kelemahannya masing-masing. Buatkan program latihan untuk setiap atlet dan bantu mereka untuk memasang target sesuai dengan kemampuannya agar target dapat tercapai jika latihan dilakukan dengan usaha keras. Berikan kritik membangun dalam melakukan penilaian terhadap atlet. Ingat, kritik negatif bahkan akan mengurangi rasa percaya KonsentrasiKonsentrasi merupakan suatu keadaan di mana kesadaran seseorang tertuju kepada suatu obyek tertentu dalam waktu tertentu. Makin baik konsentrasi seseorang, maka makin lama ia dapat melakukan konsentrasi. Dalam olahraga, konsentrasi sangat penting peranannya. Dengan berkurangnya atau terganggunya konsentrasi atlet pada saat latihan, apalagi pertandingan, maka akan timbul berbagai sepakbola, masalah yang paling sering timbul akibat terganggunya konsentrasi adalah berkurangnya akurasi tendangan sehingga tidak mengenai sasaran. Akibat lebih lanjut jika akurasi berkurang adalah strategi yang sudah dipersiapkan menjadi tidak jalan, sehingga atlet akhimya kebingungan, tidak tahu harus bermain bagaimana dan pasti kepercayan dirinya pun akan berkurang. Untuk menghindari keadaan tersebut, perlu dilakukan latihan berkonsentrasi==* Taufik Effendi Jursal dari Asosiasi Sekolah Sepak Bola Indonesia ASSBI. Akun twitter taufikjursal ssbindonesia a2s/cas
1 Mengurangi Stres. Tidak hanya baik untuk kesehatan fisik saja, manfaat latihan kebugaran jasmani juga sangat baik bagi kesehatan mental. Manfaat latihan kebugaran jasmani bisa mengurangi stress akibat berbagai permasalahan hidup yang muncul.. Memang tidak bisa menyelesaikan masalah, namun dengan olahraga ini setidaknya pikiran dan mentalmu lebih jernih dan siap untuk menyelesaikan masalahMemasuki usia prasekolah, anak-anak pasti makin suka bermain. Bagaimana tidak? Karena setelah new normal, si Kecil jadi akan punya banya... 3 ibu tandai artikel ini bermanfaat Memasuki usia prasekolah, anak-anak pasti makin suka bermain. Bagaimana tidak? Karena setelah new normal, si Kecil jadi akan punya banyak kesempatan untuk sering berinteraksi dengan anak-anak lain yang sebaya. Entah itu di sekitar rumah atau teman baru di sekolah PAUD-nya. Senang ya, Bu, melihat si Kecil sudah bisa bebas bermain? Bergaul tidak hanya menyenangkan, tapi juga penting bagi anak, lho. “Menjalin pertemanan akan sangat membantu anak-anak belajar berkomunikasi, berbagi, merasakan empati, menghadapi konflik, dan mengasah kreativitas mereka," kata Rachelle Theise, asisten profesor klinis dan psikolog anak di NYU Child Study Center di New York City. Tapi di sisi lain, Ibu juga mungkin bertanya-tanya bagaimana cara terbaiknya untuk mempersiapkan si Kecil bisa bergaul dan berteman akur dengan teman baru. Mengingat, ia selama ini mungkin sudah terlalu lama beraktivitas di rumah saja bersama anggota keluarganya. Nah, salah satu caranya adalah dengan mengajak anak bermain untuk mengasah kemampuan berkomunikasi, mengelola emosi, dan berempati. Dengan begitu, si Kecil akan memiliki “modal” yang kuat untuk bisa mengeksplor dan menjalin pertemanan di sekolah barunya nanti. Lalu, apa saja, ya, contoh permainan sosial emosional anak usia dini yang direkomendasikan? Contoh Permainan Sosial Emosional Anak Usia Dini Agar waktu bermain anak semakin seru dan menyenangkan, berikut ini adalah rekomendasi permainan sosial emosional anak usia dini yang baik untuk mengasah keterampilan sosial emosional si Kecil. 1. Role Play Role play atau bermain peran merupakan salah satu contoh permainan sosial emosional anak usia dini yang bisa si Kecil mainkan. Melalui permainan ini, anak bisa belajar tentang berbagai kondisi dan situasi yang pernah mereka lihat sehari-hari, Bu. Ia juga bisa terdorong menggunakan imajinasinya untuk “menghidupkan” skenario cerita yang ada di di dalam benaknya. Role play juga memungkinkan anak-anak mencicipi bagaimana rasanya menjadi orang dewasa, misalnya menjadi orang tua, atau memerankan profesi tertentu. Lewat permainan ini, anak-anak bisa mempraktikkan bagaimana seorang karakter itu berdialog dan berperilaku dari situasi-situasi yang mungkin pernah mereka amati sebelumnya. Sebagai contoh, anak berpura-pura menjadi seorang supir bus atau masinis kereta yang sehari-harinya mengantar jemput orang-orang karena si Kecil sering kali diajak Ayah dan Ibu bepergian dengan transportasi umum. Atau, undang teman-temannya untuk bermain di rumah dengan berpura-pura menjadi astronot yang bepergian ke luar angkasa. Contoh lainnya, ajak anak dan teman-temannya berpura-pura menjadi sekelompok superhero yang akan menyelamatkan dunia. Permainan role play cocok untuk mengasah imajinasi dan kreativitas anak, melatihnya berkomunikasi, berempati, sekaligus mengajarkan cara menyelesaikan masalah dari “skenario” yang berbeda-beda. Memutuskan siapa yang akan “berakting” sebagai siapa bisa jadi kesempatan untuk anak belajar bernegosiasi dan bergiliran, lho! Ibu hanya perlu menyediakan alat peraga, kostum, dan peralatan yang sesuai dengan tema role play anak, dan biarkan anak bermain mewujudkan imajinasinya. 2. Permainan Raba-Raba Ada banyak contoh permainan tradisional yang bisa meningkatkan kemampuan sosial dan emosional anak. Salah satunya adalah permainan raba-raba untuk membantu anak dan teman-temannya untuk lebih saling mengenal satu sama lain. Permainan ini bisa dilakukan oleh minimal 3 orang, Bu. Jadi, jangan lupa ajak teman-teman si Kecil untuk ikut bermain ya! Cara mainnya gampang, kok. Minta si Kecil dan teman-temannya untuk hompimpa dulu untuk menentukan siapa yang jadi Si Peraba. Jika si Kecil yang menang menjadi Si Peraba, Ibu tutup matanya dengan kain penutup sementara anak-anak yang lain berdiri mengelilingi Si Peraba. Setelah itu, Ibu bisa minta teman-temannya untuk bernyanyi sambil berjalan melingkari Si Peraba. Setelah lagu selesai dinyanyikan, instruksikan teman-temannya untuk berhenti dan jangan membubarkan lingkaran. Nah selanjutnya, minta Si Peraba meraba-raba mencari temannya. Setelah mendapat teman, Si Peraba harus menebak siapa yang ia pegang. Apabila tebakannya betul, anak yang dipegang Si Peraba akan menggantikan peran si Kecil untuk di babak selanjutnya. Baca Juga 9 Ide Kegiatan Seru untuk Anak-Anak Weekend di Rumah 3. Bermain Kereta-Keretaan Mungkin terdengar sepele, tapi siapa sangka kalau bermain kereta-keretaan juga dapat membantu mengasah kemampuan sosial dan emosional anak? Ya! Kereta-keretaan adalah permainan yang bisa dimainkan oleh sekitar 5-10 orang. Ibu bisa mengajak teman-teman si Kecil untuk memainkan permainan ini. Pertama-tama, Ibu bisa mulai dengan mengumpulkan kardus bekas atau yang tidak terpakai dan bagikan pada anak-anak. Persiapkan pula peralatan menggambar dan minta anak-anak untuk menggambarkan lokomotif dan gerbong kereta di dinding bagian luar kardus yang mereka miliki. Anak-anak juga bisa menggunakan spidol berwarna dan stiker agar masing-masing “gerbong”nya bisa mewakili karakter dan kepribadian masing-masing anak. Setelah gerbong berhasil digambar, arahkan anak-anak untuk mengurutkan setiap kardus sehingga menyerupai sebuah deretan gerbong kereta sungguhan. Minta anak memasuki gerbong miliknya masing-masing dan siap meluncur seperti kereta api sesungguhnya. Agar lebih seru dan menyenangkan, minta anak-anak untuk memainkan kereta sambil bernyanyi “Naik Kereta Api”. Permainan kereta-keretaan ini akan mengajarkan anak untuk bisa berbagi dengan saling meminjam alat gambar, saling tolong menolong membantu temannya untuk mewarnai atau meraih spidol yang letaknya jauh, dan bekerja sama untuk menyusun gerbong dan “menjalankan” keretanya. 4. Menggambar dengan Mata Tertutup Mengenali emosi dan menumbuhkan empati anak terhadap orang lain juga bisa dengan mengajaknya bermain menggambar dengan mata tertutup. Caranya, mintalah anak menggambar dengan mata tertutup kain. Setelah ia selesai, bukalah penutup matanya, lalu lihat gambarnya bersama-sama. Selanjutnya, gantian Ibu yang menggambar dengan mata tertutup. Di akhir permainan, Ibu bisa menjelaskan makna melakukan kegiatan sosial emosional anak usia dini. Contoh saja, mengenai betapa sulitnya bagi anak-anak yang tidak bisa melihat berjuang melakukan pekerjaan sehari-hari. 5. Tebak Kata dengan Telinga Ditutup Satu lagi contoh permainan sosial emosional anak usia dini yang ini mirip dengan menggambar dengan mata tertutup, tapi dimodifikasi untuk menunjukkan keterbatasan fisik lainnya. Permainan tebak kata juga mampu mendorong anak untuk bekerja sama dalam tim yang akan melatih kemampuan sosial emosionalnya. Sebagai contoh, Ibu mengajak anak bermain tebak kata dengan telinga tertutup untuk memahami bagaimana rasanya tidak bisa mendengar. Ibu bisa meminta si Kecil menutup kedua telinganya, kemudian Ibu mengucapkan satu kata tanpa bersuara. Lalu, giliran Ibu yang menebak ucapan kata anak dengan kedua telinga ditutup. Di akhir permainan, Ibu bisa menjelaskan makna dari permainan ini, yakni merasakan bagaimana sulitnya anak-anak yang tidak bisa mendengarkan karena keterbatasan fisik. 6. Bermain Boneka Kalau si Kecil punya banyak koleksi boneka, yuk manfaatkan “teman-teman”nya ini! Bermain boneka sambil bermain peran juga merupakan contoh permainan sosial emosional anak usia dini yang bagus untuk si Kecil, Bu. Sebab, permainan ini baik untuk mengasah imajinasi, kreativitas dan empati anak, terlepas apa pun jenis kelamin mereka. Selain itu, bermain boneka juga dapat meningkatkan keterampilan sosial anak. Ini karena anak-anak akan belajar berkomunikasi yang mampu membantu mereka mempelajari kosakata baru. Saat mengajak dan menemani anak bermain peran, coba pancinglah imajinasi mereka untuk membuat jalan cerita dari kegiatan sehari-hari. Misalnya, ketika anak diberikan dua boneka, ia akan otomatis membuat permainannya hidup dengan menciptakan percakapan antar boneka. Ibu bisa mengajarkannya membuat jalan cerita bahwa salah satu boneka yang dimainkan sedang sakit, kemudian boneka lainnya menghibur atau menemani boneka yang sedang sakit tersebut. Selanjutnya, biarkan anak Ibu menyampaikan perasaan dan pendapatnya mengenai tokoh yang ia perankan. Selain melatih anak untuk berimajinasi dan memecahkan masalah, cara ini dapat membantu meningkatkan kemampuan empati dan bersosialisasi sekaligus mengajarkannya untuk menanam hal-hal kebaikan. Contoh lainnya, si Kecil juga bisa belajar merawat diri lewat permainan boneka Barbie dengan menggantikan pakaiannya, memasangkan kancing dan ritsleting, menyisir dan mendandani rambut, hingga menidurkan boneka. Ibu bisa meminta anak memastikan bonekanya dalam keadaan baik serta berimajinasi tentang apa yang diinginkan atau dibutuhkan boneka tersebut. Supaya lebih menyenangkan, undang teman-teman si Kecil untuk bermain bersama ya. Dari sini, Ibu akan bisa memperhatikan bagaimana si Kecil dan teman-temannya berinteraksi, bernegosiasi, dan menghadapi konflik ketika sedang bermain. Baca Juga Contoh Kegiatan Motorik Kasar untuk Anak Usia 4-5 Tahun 7. Menggambar dan Menebak Ekspresi Wajah Di usia ini, anak sudah mulai bisa menunjukkan berbagai macam emosi. Entah itu sedih, senang, marah, ataupun kesal. Nah, anak perlu mengenal dan memahami emosi serta perasaannya agar kelak ia bisa berkomunikasi dengan efektif, membangun hubungan yang lebih baik, dan menghindari atau menyelesaikan konflik. Mengenal emosi juga dapat membantu anak mengekspresikan apa yang anak rasakan atau butuhkan dengan jelas, Bu. Oleh karena itu, Ibu bisa mengajarkan mereka bagaimana mengenali dan mengekspresikan perasaan dengan cara yang sehat. Salah satu caranya dengan mengajak anak menggambar ekspresi wajah, lalu minta ia untuk menebaknya. Pertama-tama, Ibu bisa membagikan kertas berwarna kepada anak dan minta mereka untuk menggambar beragam jenis ekspresi, seperti senang, sedih, takut, sakit, dan marah. Jika sudah selesai, masukkan gambar-gambar tersebut ke dalam sebuah kotak. Selanjutnya, minta anak Ibu untuk mengambil salah satu kertas. Jelaskan jika setiap anak yang mengambil kertas harus memperagakan emosi sesuai dengan ekspresi yang tertera di kertas dari dalam kotak. Contoh permainan sosial emosional anak usia dini ini sangat bagus dilakukan agar anak semakin tahu emosi yang dia rasakan. Dengan begitu, emosinya pun akan terasa stabil saat dewasa nanti. Bila anak bisa mengenali emosi yang ditebaknya, Ibu bisa memberikan pertanyaan kepadanya tentang apa penyebab emosi tersebut dan bagaimana solusi yang pantas diberikan kalau seseorang mengalami hal tersebut. Misalnya, ketika anak mendapat kertas emosi menangis, Ibu bisa menanyakan kepada anak kira-kira apa penyebab temannya menangis dan apa yang harus dilakukan orang lain agar temannya tidak menangis lagi. 8. Bermain Bola Bermain bola atau melakukan permainan dalam tim lainnya dapat mendorong anak untuk bekerja sama sekaligus melatih kemampuan sosialnya. Tak hanya itu, anak juga belajar bekerja sama, tanggap untuk bermain bergiliran dengan teman-teman lainnya, seperti kapan harus menendang atau melempar bola, dan kapan harus menerima bola dan mengamankan gawang. Melalui permainan ini, ajari pula anak mengenai sikap yang tepat bila ia menang misalnya tidak boleh mengejek kawan yang kalah, sikap yang benar bila ia kalah misalnya tidak menyalahkan orang lain atas kekalahannya, cara bekerja sama yang baik dengan teman dalam satu timnya, dan lain-lain. 9. Cari dan Temukan Benda Contoh permainan sosial emosional anak usia dini yang bisa si Kecil mainkan selanjutnya adalah mencari dan menemukan sebuah benda. Permainan sederhana nan mudah ini bisa membantu anak berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain. Ibu perlu melibatkan 4 orang atau lebih, seperti anggota keluarga di rumah atau teman-teman si Kecil di sekitar rumah. Kemudian, bagi menjadi dua kelompok permainan dan minta mereka mencari benda-benda yang ada di sekitar rumah. Anak yang mengenal rumah dengan baik harus dibagi rata dalam setiap kelompok. Mulailah meminta mereka untuk mencari benda-benda yang ada di sekitar rumah. Misalnya, Ibu bisa memerintahkan, “Coba cari benda bulat berwarna hitam”, atau “Sekarang cari benda persegi panjang warna merah”, dan sebagainya. Melalui permainan ini, anak bisa membiasakan diri untuk mengenali dan melakukan instruksi tertentu yang Ibu berikan. Lebih dari itu, permainan temukan benda juga melatih anak bekerja sama dan memahami emosi orang lain. Nah, itulah contoh permainan sosial emosional anak usia dini yang bisa menjadi inspirasi Ibu. Ternyata mengajarkan keterampilan sosial emosional pada anak tidak sesulit yang dibayangkan, ya, Bu, bila tahu caranya. Kenapa Penting Mengasah Kemampuan Sosial Emosional? Bermain merupakan salah satu stimulasi yang penting bagi tumbuh kembang anak, Bu. Tidak hanya meningkatkan perkembangan motorik kasar dan halusnya. Mengenalkan permainan yang tepat juga dapat membantu meningkatkan keterampilan sosial dan emosionalnya juga, lho. Mengapa demikian? Aspek sosial dan emosional anak menjadi salah satu aspek yang penting untuk membantu anak bersosialisasi. Selain itu, bisa membantu anak untuk tumbuh dengan pribadi yang baik saat dewasa nanti. Penting untuk diingat bahwa karakter seorang anak mulai terbentuk sejak usia dini. Jika orang tua mengajarkan pola asuh yang salah, maka bukan tidak mungkin jika emosi anak terganggu. Beberapa anak mungkin menjadi pemalu, ada juga anak yang pendiam, ada juga anak yang mudah marah, dan lain sebagainya. Itulah kenapa orang tua juga perlu memperhatikan perkembangan emosi anak sejak usia dini. Baca Juga Tips Dukung Perkembangan Sosial Anak Bagi Orang Tua yang Bekerja Terlebih di rentang usia ini, anak-anak usia prasekolah sebetulnya sudah siap bersosialisasi, lebih bersemangat mencoba hal-hal baru, punya rasa ingin tahu dan imajinasi yang besar untuk mengeksplorasi lebih banyak tentang dunia yang mereka lihat, serta sudah mampu menunjukkan berbagai emosi. Nah, melalui bermain, anak-anak bisa belajar berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka. Dengan bermain, anak-anak juga punya kesempatan untuk belajar berinteraksi dan bergaul dengan anak-anak sebayanya. Anak-anak akan banyak belajar bagaimana caranya tanggap untuk berbagi, bergiliran menggunakan mainan, bernegosiasi, berempati terhadap teman-temannya, menyelesaikan masalah, serta berkomunikasi menggunakan kata-kata yang baik, yakni “maaf”, “tolong”, dan “terima kasih”. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika Ibu menyediakan pilihan permainan yang mampu mendorong rasa rasa empati, serta keinginan kerja sama dan keinginan bersosialisasi dengan orang lain. Selalu Temani Anak Bermain Sambil Belajar Bisa dibilang, otak anak ibarat spons yang mampu menyerap segala sesuatu di sekitarnya dengan cepat, Bu. Jadi saat mereka berinteraksi dan bergaul dengan teman-teman sebayanya, anak bisa cepat belajar bagaimana seharusnya mereka berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini juga yang menjadi salah satu alasan kenapa orang tua harus terus mendampingi anak-anak ketika sedang asyik bermain. Selain untuk memantau secara langsung perkembangan si Kecil, menemani anak bermain adalah salah satu cara orang tua untuk membantunya mengembangkan keterampilan sosial emosional dan pengendalian emosi. Sebagai contoh, Ibu bisa turun tangan untuk memberikan pengertian ketika mainannya direbut atau ketika si Kecil tidak mau meminjamkan mainannya. Pendampingan yang Ibu lakukan ini bisa membantu anak belajar bagaimana cara bermain yang benar dan berinteraksi secara positif. Tapi selain itu, jangan lupa juga untuk senantiasa mendampingi si Kecil belajar sambil bermain dengan memberikan si Kecil susu Bebelac 4 GroGreat+ setiap pagi dan malam sebelum tidur untuk mengoptimalkan asupan nutrisinya. Sebab, ingat ya, Bu, anak tidak hanya memerlukan stimulasi dari permainan untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya. Melanjutkan pemenuhan asupan nutrisi yang lengkap dari susu pertumbuhan terfortifikasi DHA dan makanan sehat bergizi juga sangat penting untuk anak di usia prasekolah ini. Karena, para ahli menyatakan periode emas pertumbuhan otak anak akan terus berlangsung hingga si Kecil berusia lima tahun. Nah, Bu, Bebelac 4 GroGreat+ kini sudah dilengkapi dengan formula baru yang mengandung Triple A dengan DHA lebih tinggi serta asam lemak omega 3 asam alfa linolenat, dan asam lemak omega 6 asam linoleat untuk mendukung perkembangan daya pikir, pencernaan dan keterampilan sosio-emosional si kecil memasuki masa prasekolah dengan nutrisi dan stimulasi yang tepat. Susu Bebelac 4 juga diperkaya dengan FOSGOS 19 yang teruji klinis untuk mendukung kesehatan kesehatan saluran cerna anak happy tummy, serta 12 vitamin dan 4 mineral yang terdiri dari vitamin C, kalsium, zat besi, dan iodium. Dengan asupan nutrisi yang baik dan stimulasi yang tepat happy brain, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang ceria happy heart dan bersemangat untuk bersosialisasi dan mengeksplorasi hal-hal baru di sekolah nanti. Jangan lupa juga daftarkan diri Ibu di Bebeclub untuk dapatkan lebih banyak lagi tips dan informasi terbaru untuk menemani masa prasekolah si Kecil, ya! Referensi Web MD. Diakses pada 4 Oktober 2022. Web MD. Diakses pada 4 Oktober 2022. Very Well Family. Diakses pada 4 Oktober 2022. Jurnal Ilmiah Potensia. Diakses pada 4 Oktober 2022. Parents. Diakses pada 4 Oktober 2022. Raising Children. Diakses pada 4 Oktober 2022.
Sampaisekarang metode ini sudah berkali-kali mengalami perubahan, disesuaikan dengan kemajuan zaman dan perkembangan teknologi dalam alat permainan. Salah satu definisi dari terapi bermain adalah : proses hubungan anak dan terapis, yang dapat mengeksplorasi perasaan anak, serta untuk membantu menyelesaikan atau mengatasi masalah yang dihadapiTujuandari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui model-model . Efek dari latihan relaksasi menurut Masters, et al [1987], adalah: mampu mengatasi masalah-masalah dalam pertandingan.Kecerdasan emosional atau Emotional Qoutient EQ adalah kemampuan mengenali, memahami dan mengendalikan perasaan sendiri dan perasaan orang lain, termasuk memotivasi diri dan mengatur emosi serta kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain. Kecerdasan emosional merupakan potensi yang ada dari dalam diri seseorang untuk bisa merasakan, menggunakan, mengomunikasikan, mengenal, mengingatkan, mendeskripsikan emosional merupakan kecakapan emosional yang meliputi kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri dan memiliki daya tahan ketika menghadapi rintangan, mampu mengendalikan impuls dan tidak cepat merasa puas, mampu mengatur suasana hati dan mampu mengelola kecemasan agar tidak mengganggu kemampuan berpikir, dan mampu berempati serta lain dari kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan terhadap frustrasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan Kecerdasan Emosional Berikut definisi dan pengertian kecerdasan emosional emotional qoutient dari beberapa sumber buku Menurut Goleman 2000, kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali perasaan sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang Cherniss 2001, kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk melihat dan mengekspresikan emosi, mengasimilasi emosi dalam pikiran, memahami dan bernalar dengan emosi, dan mengatur emosi dalam diri dan orang lain. Menurut Uno 2006, kecerdasan emosional adalah serangkaian kemampuan, kompetensi, dan kecakapan nonkognitif yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk memahami perasaan dan maknanya, dan mengendalikan perasan secara mendalam sehingga membantu perkembangan emosi dan intelektual. Menurut Ginanjar 2001, kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif menerapkan daya dan kemampuan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh yang manusiawi. Menurut Shapiro 2003, kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk merasakan emosinya untuk mengeluarkan atau membangkitkan emosi, seperti emosi untuk membantu berpikir, memahami emosi dan pengetahuan tentang emosi serta untuk merefleksikan emosi secara teratur seperti mengendalikan emosi dan perkembangan Kecerdasan Emosional Menurut Goleman 2001, kecerdasan emosional terdiri dari lima aspek utama, yaitu sebagai berikuta. Kemampuan mengenali emosi kesadaran diri Kesadaran diri adalah kemampuan untuk mengenal dan memilah- ilah perasaan, memahami hal yang sedang kita rasakan dan mengapa hal itu kita rasakan, dan mengetahui penyebab munculnya perasaan tersebut, serta pengaruh perilaku kita terhadap orang lain. Kemampuan mengenali emosi diri merupakan fondasi utama dari semua unsur-unsur emotional intelligence sebagai langkah awal yang penting untuk memahami diri dan berubah menjadi lebih baik. Mengenali emosi diri sangat erat kaitannya dengan kemampuan untuk mengenali perasaan diri ketika perasaan itu timbul, dan merupakan hal penting bagi pemahaman kejiwaan secara mendalam. Terdapat tiga kemampuan yang merupakan ciri-ciri mengenali emosi diri sendiri kesadaran diri, yaitu Kesadaran emosi, yaitu mengenali emosi diri dan mengetahui pengaruh emosi itu terhadap kinerjanya. Penilaian diri secara teliti, yaitu mengetahui kelebihan dan kekurangan diri dan mampu belajar dari pengalaman. Percaya diri, yaitu keberanian yang datang dari keyakinan diri terhadap harga diri dan kemampuan Kemampuan mengelola emosi pengaturan diri Pengaturan diri adalah menangani emosi sedemikian rupa sehingga berdampak positif kepada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya satu gagasan, maupun pulih kembali dari tekanan emosi. Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Tujuan pengaturan diri untuk menjaga keseimbangan emosi, bukan untuk menekan dan menyembunyikan gejolak perasaan serta bukan pula untuk langsung mengungkapkan perasaan. Terdapat lima kemampuan utama yang merupakan ciri-ciri mengelola emosi pengaturan diri, yaitu Kendali diri, yaitu menjaga agar emosi dan impuls yang negatif tetap dipercaya, yaitu menunjukkan integritas dan kejujuran. Kewaspadaan, yaitu dapat diandalkan dan bertanggung jawab dalam memenuhi kewajiban. Adaptasi, yaitu keluwesan dalam menghadapi tantangan dan perubahan serta dapat beradaptasi dengan mudah. Inovasi, yaitu bersikap terbuka terhadap gagasan-gagasan, pendekatan-pendekatan dan informasi Kemampuan memanfaatkan emosi secara produktif motivasi Motivasi adalah menggunakan hasrat yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntut kita menuju sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif, serta untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustrasi. Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan merupakan hal yang sangat penting dalam kaitannya untuk memberi perhatian, memotivasi diri sendiri, menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi. Kendali diri emosional, menahan diri terhadap kepuasan, dan mengendalikan dorongan hati adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. Terdapat empat kecakapan utama dalam kemampuan memotivasi diri sendiri dan orang lain, yaitu Dorongan berprestasi, yaitu dorongan untuk menjadi lebih baik atau memenuhi standar yaitu menyelaraskan diri dengan sasaran kelompok/lembaga. Inisiatif, yaitu kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan. Optimis, yaitu kegigihan dalam memperjuangkan sasaran meskipun ada halangan dan Kemampuan mengenali emosi orang lain empati Empati adalah merasakan yang dirasakan oleh orang lain, mampu memahami perspektif mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang. Empati dapat dipahami sebagai kemampuan mengenali perasaan orang lain dan memahami perspektif orang lain. Empati merupakan kemampuan merespon perasaan orang lain dengan respon emosi yang sesuai keinginan orang tersebut. Berempati terhadap perasaan orang lain dijadikan dasar untuk membangun hubungan interpersonal yang sehat. Terdapat lima kemampuan utama yang merupakan ciri-ciri mengenali emosi orang lain empati, yaitu Memahami orang lain, yaitu memahami perasaan dan perspektif orang lain dan menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan mereka. Orientasi pelayanan, yaitu mengenali dan berusaha memenuhi kebutuhan orang lain. Mengembangkan orang lain, yaitu merasakan kebutuhan orang lain untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan keragaman yaitu menumbuhkan keragaman melalui pergaulan dengan banyak orang. Kesadaran politik, yaitu mampu membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan Kemampuan membina hubungan keterampilan sosial Keterampilan sosial adalah menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar, menggunakan keterampilan-keterampilan ini untuk mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah dan menyelesaikan perselisihan, serta untuk bekerja sama dan bekerja dalam tim. Seseorang yang memiliki ketrampilan sosial ini pandai merespon tanggapan orang lain sesuai dengan yang dikehendaki, orang yang tidak memiliki ketrampilan ini akan dianggap angkuh, sombong, tidak berperasaan dan akhirnya akan dijauhi orang lain. Terdapat tiga kemampuan utama yang merupakan ciri-ciri kemampuan membina hubungan dengan orang lain, yaituMengembangkan orang lain, yaitu merasakan kebutuhan perkembangan orang lain dan berusaha menumbuhkan kemampuan mereka. Komunikasi, yaitu mengirimkan pesan secara jelas dan meyakinkan. Manajemen konflik, yaitu merundingkan dan menyelesaikan perbedaan pendapat. Ciri-ciri Kecerdasan Emosional Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, biasanya memiliki ciri atau tanda tertentu yang dapat diamati. Menurut Nurita 2012, beberapa ciri individu yang memiliki kecerdasan emosional adalah Memiliki kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan dapat bertahan dalam menghadapi mengendalikan dorongan-dorongan hati sehingga tidak melebih-lebihkan suatu mengatur suasana hati dan dapat menjaganya agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berfikir seseorang. Mampu berempati terhadap orang lain dan tidak lupa menurut Uno 2006, kecerdasan emosional dibagi menjadi lima ranah utama, yaitu sebagai berikuta. Ranah intrapribadi Ranah ini terkait dengan kemampuan seseorang untuk mengenal dan mengendalikan diri sendiri, yang biasa disebut inner-self diri terdalam, batiniah.Ranah intra pribadi terbagi menjadi beberapa subbagian, yang meliputi kesadaran diri emosional, sikap asertif, kemandirian, penghargaan diri, dan aktualisasi Ranah antar pribadi Ranah kecerdasan emosi ini berhubungan dengan apa yang dikenal sebagai keterampilan berinteraksi. Mereka berinteraksi, memahami, dan bergaul dengan baik dengan orang lain dalam berbagai situasi. Ranah antar pribadi meliputi empati yang terdiri atas tanggung jawab sosial dan hubungan antar Ranah penyesuaian diri Ranah kecerdasan emosi ini berkaitan dengan kemampuan kita untuk menilai dan menanggapi situasi yang sulit. Ranah penyesuaian diri, di antaranya yaitu pemecahan masalah, uji realitas, dan sikap Ranah pengendalian stres Ranah kecerdasan emosi ini berkaitan dengan kemampuan menanggung stres tanpa harus ambruk, hancur, kehilangan kendali, yang meliputi ketahanan menanggung stres dan pengendalian Ranah suasana hati umum Ranah kecerdasan emosi ini berkaitan dengan pandangan kita tentang kehidupan, kemampuan untuk bergembira dengan diri sendiri dan orang lain, serta keseluruhan rasa puas dan kecewa yang kita rasakan. Ranah ini, meliputi kebahagiaan dan Mengembangkan Kecerdasan Emosional Menurut Nggermanto 2001, terdapat beberapa kita yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan emosional dalam diri, yaitu Membuka hati. Hati adalah simbol pusat emosi yang dapat merasakan nyaman atau tidak nyaman. Oleh karena itu, kita dapat memulai dengan membebaskan hati kita dari impuls pengaruh yang membatasi kita untuk menunjukkan kasih sayang satu sama daratan emosi. Setelah membuka hati, kita dapat melihat kenyataan dan menemukan peran emosi dalam kehidupan, sehingga kita akan menjadi lebih bijak dalam menanggapi perasaan kita dan perasaan orang lain di sekitar kita. Bertanggung jawab. Untuk memperbaiki dan mengubah kerusakan hubungan, kita harus mengambil tanggung jawab. Setelah dapat membuka hati dan memahami perasaan emosi orang di sekitar kita. Dan ketika terjadi permasalahan antara kita dan orang lain, sangat sulit melakukan perbaikan tanpa ada tindak lanjut. Setiap orang harus memahami permasalahan dan memutuskan bagaimana yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional Menurut Mualifah 2009, terdapat beberapa faktor yang dianggap dapat mempengaruhi kecerdasan emosional dalam diri seseorang, antara lain yaitu sebagai berikuta. Faktor otak Arsitektur otak memberi tempat istimewa bagi amigdala sebagai penjaga emosi, penjaga yang mampu membajak otak. Amigdala adalah spesialis masalah-masalah emosional. Apabila amigdala dipisahkan dari bagian-bagian otak lainnya, hasilnya adalah ketidakmampuan yang sangat mencolok dalam menangkap makna emosi awal suatu peristiwa, tanpa amigdala tampaknya ia kehilangan semua pemahaman tentang perasaan, juga setiap kemampuan merasakan perasaan. Amigdala berfungsi sebagai semacam gudang ingatan Faktor lingkungan keluarga Orang tua memegang peranan penting terhadap perkembangan kecerdasan emosional anak. Lingkungan keluarga merupakan sekolah pertama bagi anak untuk mempelajari emosi. Dari keluargalah seorang anak mengenal emosi dan yang paling utama adalah orang tua. Jika orang tua tidak mampu atau salah dalam mengenalkan emosi, maka dampaknya akan sangat fatal terhadap Faktor lingkungan sekolah Lingkungan sekolah merupakan faktor penting kedua setelah keluarga, karena di lingkungan ini anak mendapatkan pendidikan lebih lama. Guru memegang peranan penting dalam mengembangkan potensi anak melalui beberapa cara, di antaranya melalui teknik, gaya kepemimpinan, dan metode mengajar sehingga kecerdasan emosional berkembang secara maksimal. Lingkungan sekolah mengajarkan anak sebagai individu untuk mengembangkan keintelektualan dan bersosialisasi dengan sebayanya, sehingga anak dapat berekspresi secara bebas tanpa terlalu banyak diatur dan diawasi secara Faktor lingkungan dan dukungan sosial Dukungan dapat berupa perhatian, penghargaan, pujian, nasihat atau penerimaan masyarakat. Semuanya memberikan dukungan psikis atau psikologis bagi anak. Dukungan sosial diartikan sebagai suatu hubungan interpersonal yang di dalamnya satu atau lebih bantuan dalam bentuk fisik atau instrumental, informasi dan pujian. Dukungan sosial cukup mengembangkan aspek-aspek kecerdasan emosional anak, sehingga memunculkan perasaan berharga dalam mengembangkan kepribadian dan kontak PustakaGoleman, Daniel. 2000. Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta Gramedia Pustaka Utama. Goleman, Daniel. 2001. Kecerdasan Emosional. Jakarta Gramedia Pustaka 2001. The Emotionally Intelligent Workplace How to Select for, Measure, and Improve Emotional Intelligence in Individuals, Groups, and Organizations. San Francisco Hamzah B. 2006. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta Bumi Ary. 2001. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual – ESQ. Jakarta E. Lawrence. 2003. Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak. Jakarta Gramedia Pustaka Meta. 2012. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional EQ dengan Kinerja Perawat pada Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta Selatan. Jakarta Universitas Agus. 2001. Quantum Quotient, Kecerdasan Quantum, Cara Cepat Melejitkan IQ, EQ, dan SQ secara Harmoni. Bandung Nuansa 2009. Psycho Islamic Smart Parenting. Yogyakarta DIVA press. menguatkanseluruh unsur psikologis yang berhubungan denan aspek kognitif, konanif, dan emosional. Latihan mental adalah terjemahan dari kata mental practice, mental training mental rehearsial, Singer (1980) menyebutkan latihan mental dengan istilah mental training atau latihan image yaitu konseptualisasi yang menunjukkan pada latihan tugas Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Latihan Mental Mental Training adalah latihan yang diprogramkan dan dilakukan dalam bentuk kejiwaan baik kognitif, efektif, maupun psikomotor secara terorganisir. Pelatihan mental merupakan keunggulan kompetitif yang dapat membuat kita memiliki rasa percaya diri tinggi guna melawan musuh yang akan kita mental selain diperlukan untuk mempersiapkan atlet sebelum pertandingan atau kompetisi juga dapat digunakan guna menumbuhkan ketahanan mental atlet itu sendiri. Ketahanan mental atau daya tahan mental sendiri merupakan suatu kondisi kejiwaan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kemampuan menghadapi gangguan, ancaman dalam segala hal, baik yang berasal dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya. Ketahanan mental bukanlah sesuatu yang diwariskan kepada atlet, tetapi mental harus dipelajari. Ungkapan tersebut diperkuat oleh pendapat Loehr 1982 10 bahwa ketahanan mental itu dipelajari, tidak diwariskan. Selanjutnya Vealey 1988 menjelaskan bahwa kemampuan mental layaknya kemampuan fisik, bisa dipelajari dalam tingkatan tertentu. Latihan mental merupakan sebuah pendekatan edukatif di mana kemampuan mental dipandang sebagai suatu hal yang bisa dipelajari. Kedua pendapat tersebut menegaskan bahwa latihan mental seperti layaknya latihan fisik agar bisa dikuasai dengan baik oleh atlet harus diajarkan oleh pelatih dan dipelajari oleh dapat meningkatkan prestasi atau performa olahraganya, sang atlet perlu memiliki mental yang tangguh, sehingga ia dapat berlatih dan bertanding dengan semangat tinggi, dedikasi total, pantang menyerah, tidak mudah terganggu oleh masalah-masalah non-teknis atau masalah pribadi. Dengan demikian ia dapat menjalankan program latihannya dengan sungguh-sungguh, sehingga ia dapat memiliki fisik prima, teknik tinggi dan strategi bertanding yang tepat, sesuai dengan program latihan yang dirancang oleh pelatihnya. Dalam hal ini kita dapat memiliki mental yang kuat harus memiliki, sebagai berikut Energi mental yang cukup untuk menjadi tangguhFokus. Karena sebesar apa pun energi Anda, tetap saja memiliki limit. Anda harus fokuskan kekuatan anda itu untuk bisa tetap berdiri saat teman-teman Anda system. Kekuatan mental bukan hanya tentang memiliki kekuatan/energi yang besar untuk bertahan, tetapi tentang seberapa banyak Anda recharge diri Anda, dan seberapa banyak resource yang Anda punya untuk menjaga energi mental dapat menggunakan berbagai macam jenis latihan untuk digunakan dalam pelatihan mental yang tentunya harus terstruktur atau dirancang dengan baik serta sesuai dengan kebutuhan dari atlet itu agar mendapatkan hasil yang diharapkan. Jenis- jenis latihan mental atau mental training yang dapat dilakukan seorang atlet sebelum bertanding di sebuah kompetisi, antara lainMembuat catatan harian mental Mental LogCatatan latihan mental merupakan catatan harian yang ditulis setiap atlet selesai melakukan latihan, pertandingan, atau acara lain yang berkaitan dengan olah raganya. Dalam buku catatan latihan mental ini dapat dituliskan pikiran, bayangan, ketakutan, emosi, dan hal lain-lain yang dianggap penting dan relevan oleh atlet. catatan ini semestinya dapat menceritakan bagaimana atlet berpikir, bertindak, bereaksi, juga merupakan tempat untuk mencurahkan segala perasaan negatif jika melakukan kegagalan atau tampil Sasaran Goal SettingPenetapan sasaran perlu dilakukan agar atlet memiliki arah yang harus dituju. Penetapan sasaran ini sedapat mungkin harus bisa diukur agar dapat melihat perkembangan dari pencapaian sasaran yang ditetapkan. Sasaran ini sebaiknya dikonsultasikan juga dengan pelatih. Sasaran tersebut harus membuat atlet tertantang tetapi tidak boleh terlalu mudah atau terlalu sulit agar dapat berfungsi juga sebagai pembangkit RelaksasiTujuan daripada latihan relaksasi seperti latihan manajemen stres adalah untuk mengendalikan ketegangan, baik itu ketegangan fisik maupun psikologis. Ada berbagai macam bentuk latihan relaksasi, namun yang paling mendasar adalah latihan relaksasi otot secara progresif. Tujuan daripada latihan ini adalah agar atlet dapat mengenali kapan saatnya harus rileks dan membedakannya dengan keadaan Visualisasi Mental ImageryLatihan Visualisasi merupakan suatu bentuk latihan mental yang berupa pembayangan diri di dalam pikiran. Manfaat daripada latihan imajeri antara lain adalah untuk mempelajari teknik baru, memperbaiki Teknik yang masih salah atau belum sempurna, latihan simulasi dalam pikiran, dan latihan bagi atlet yang sedang rehabilitasi cedera. Di dalam imajeri si atlet bukan hanya melihat’ dirinya melakukan teknik-teknik, tapi juga memfungsikan indera pendengaran, perabaan, penciuman dan pengecapan. Untuk dapat menguasai latihan imajeri, seorang atlet harus dapat mahir dulu dalam melakukan latihan KonsentrasiKonsentrasi merupakan suatu keadaan dimana kesadaran seseorang tertuju kepada suatu objek tertentu dalam waktu tertentu. Dalam olahraga, masalah yang paling sering timbul akibat terganggunya konsentrasi adalah berkurangnya akurasi lemparan, pukulan, tendangan, atau tembakan sehingga tidak mengenai sasaran. Mental sendiri dapat mempengaruhi banyak hal dalam dunia kompetitif sebagai seorang atlet, contohnya seperti peningkatkan kinerja atlet sangat efektif dan efisien jika dilakukan dengan menggabungkan keterampilan fisik dan strategi mental yang sesuai dengan kebutuhannya dalam menjalani kompetisi. Kehilangan atau didapatkannya momentum oleh atlet, terjadi lebih banyak karena faktor mental dan emosional. Atlet bisa mengalami blok mental atau kehilangan kontrol mental dalam hitungan detik. Ini dapat terjadi terutama dalam situasi persaingan yang ketat dimana kondisi mental mengganggu kemampuan yang dimiliki. Ketidakstabilan kondisi mental yang terjadi itu dapat dicegah dengan memastikan atlet tampil sesuai dengan strategi kognitif untuk mengatasi kecemasan, stres, pikiran dan emosi negatif yang telah di atur sedemikian rupa sebelum bertanding. Ini sangat membantu atlet untuk mengatasi berbagai tantangan yang bersifat negatif dari lingkungan dan kondisi tempat itu atlet saat ini perlu menanamkan dalam diri mereka beberapa karakteristik yang menurut Yuanita Nasution 2007 ada tiga karakteristik yang sebaiknya terdapat pada diri atlet yang akan menjalani latihan mental yaitu Atlet tersebut menjalani latihan mental. Karena apabila suatu tugas dihadapi dengan sikap positif, maka potensi keberhasilannya akan semakin nyata. Sebaliknya, jika atlet malas melakukan latihan, dapat menybabkan kegagalan. Oleh karena itu, atlet sendiri yang harus memutuskan bahwa atlet tersebut menjalani setiap program latihan sampai selesai, dan yakin bahwa latihan tersebut akan membawa manfaat bagi kemajuan prestasinya. Tanpa adanya komitmen tersebut, atau jika atlet merasa terpaksa dalam menjalankan latihan, maka manfaat dari hasil latihan yang dijalaninya akan harus menjalankan setiap program latihan secara utuh. Keuntungan atau manfaat dari latihan mental hanya akan terasa jika atlet menjalankan seluruh program latihan secara utuh, tidak sepotong-sepotong. Serupa dengan latihan keterampilan fisik, maka proses latihan mental pun harus dilakukan berulang-ulang karena atlet memerlukan waktu, usaha, maupun umpan balik dari kemajuan suatu harus memiliki kemauan untuk menjalani latihan dengan sempurna, sebaik mungkin. Setiap program latihan mental telah di rancang secara terstruktur sehingga seluruh kegiatannya memiliki fungsi dan manfaat masing-masing. Termasuk seluruh penugasan dan evaluasi atau penilaian diri yang harus dilakukan oleh atlet, merupakan bagian dari program latihan mental yang tidak boleh diabaikan. Latihan mental merupakan suatu proses yang harus dijalani sesuai prosedur karena itu tidak ada jalan pintas untuk mencapai prestasi dibalik semua ini pasti ada manfaat tersembunyi yang perlu kita ketahui supaya dapat meyadarkan kita betapa pentingnya untuk melatih mental kita sebelum bertanding di sebuah kompetisi, karena semua ini penting bagi kemajuan atlet bangsa Indonesia agar dapat bersaing di berbagai kompetisi tingkat nasional bahkan bisa mencapai kompetisi tingkat internasional. Manfaat dari Latihan Mental bagi atlet, antara lain Mengontrol perhatian sehingga seorang atlet mampu berkonsentrasi atau perhatian secara penuh pada titik tertentu atau sesuatu yang harus emosi, sehingga seorang atlet sanggup menguasai perasaan marah, benci, cemas, takut, sehingga dapat menguasai ketegangan dan mampu beraktifitas dengan energi sehingga seorang atlet sanggup untuk pulih secara secara awarennes, seorang atlet memiliki pemahaman akan keadaan tubuhnya sehingga mampu mengendalikan atau melokalisasi ketegangan dalam rasa percaya perencanaan bawah sadar atau manfaat pembinaan mental bagi atlet imagery, yaitu seorang atlet mampu membuat perencanaan gerak atau taktik permainan sebelum pertandingan pemikiran, yaitu seorang atlet mampu mengubah pemikiran awal menjadi yang lebih positif. 1 2 Lihat Atletik Selengkapnya RmVmQ.